7. Tikal, Guatemala
Tikal pernah menjadi ibukota dari kerajaan Maya dan sebuah kota besar di Dunia Baru. Situs ini diperkirakan ada dari ~ 200-900 Masehi.Berkat pelestarian peninggalan sejarah dengan sangat baik , hari ini banyak yang bisa diketahui tentang kemegahan Tikal pada puncaknya, serta raja-raja kuat yang memerintah di sana.
Sementara situs ini kadang-kadang - seperti lainnya reruntuhan Dunia Baru - terdaftar sebagai peninggalan'situs misterius', penelitian menunjukkan bahwa lokasi tanah di situs ini tidak dapat mendukung sejumlah besar orang bermukim di sana.
Situs megah ini diabaikan terjadi selama beberapa tahun dan kota itu ditinggalkan sampai hutan yang lebat menutupinyaTampaknya bagaimanapun, bahwa beberapa penduduk setempat tahu keberadaannya selama tahun-tahun untuk rumor dari sebuah kota yang hilang di daerah tersebut berlangsung.
Ekspedisi terorganisir pertama menemukan kota bangsa maya ini pada tahun 1848. Apa yang mereka temukan adalah salah satu situs terbesar yang masih hidup Dunia Baru arkeologi. Ada piramida dengan tinggi sampai 70m , istana kerajaan, prasasti monumental dan arena bermain untuk pertandingan bola suku Maya.
6. Timgad, Aljazair
Timgad, atau bahasa latinnya Colonia Marciana Ulpia Traiana Thamugadi , adalah tipikal kota yang hilang dari cerita petualangan. Setelah keindahan kota didirikan di padang gurun atas perintah Kaisar Trajan , kota ini selamat dari pergolakan kekaisaran dan tumbuh menjadi kota perdagangan yang besar. Setelah dijarah dan dirampok pada abad ke-5, kota ini terlahir kembali sebagai pusat dari kehidupan Kristen. Sebuah perampokan dan penjarahan besar-besaran kedua terjadi di abad ke-7 oleh Vandalisme menyebabkan ditinggalkannya kota ini sekali lagi.
Ketika Pasir Sahara menutupi situs ini secara tidak langsung juga mengawetkan peninggalan kota sampai ditemukan kembali pada 1881. Sekarang reruntuhan kota memberikan wawasan yang cemerlang pada kota-kota provinsi Romawi di Afrika. Jalan-jalan mengikuti bidang-bidang yang sempurna, seperti yang Anda harapkan dari sebuah kota yang dibangun untuk dengan tatanan masyarakat modern. Hari ini di situs Anda dapat melihat lengkungan Trajan, pemandian dan kuil Jupiter. kuil sebagaian besar dari dewa di Roma, menunjukkan pentingnya kota. Sebuah grafiti di forum berbunyi "Untuk berburu, mandi, bermain game dan tertawa. Ini adalah hidup! "
6. Machu Picchu, Peru
Machu Picchu - adalah sebuah situs Inca pra-Columbus yang terletak 2.430 meter (7.970 kaki) di atas permukaan laut. Hal ini terletak di punggung bukit gunung di atas Lembah Urubamba di Peru, yang 80 kilometer (50 mil) barat laut Cuzco dan melalui mana mengalir Sungai Urubamba.
Kebanyakan arkeolog percaya bahwa Machu Picchu dibangun sebagai kawasan bagi kaisar Inca Pachacuti (1438-1472). Sering disebut sebagai "The Lost Kota Inca", mungkin ikon paling akrab Dunia Inca.
Suku Inca mulai membangun perkebunan sekitar tahun 1400 tapi itu ditinggalkan sebagai situs resmi untuk para penguasa Inca satu abad kemudian pada saat penaklukan Spanyol Kekaisaran Inca. Meskipun dikenal secara lokal, itu tidak diketahui oleh dunia luar sebelum dibawa ke perhatian internasional pada tahun 1911 oleh sejarawan Hiram Bingham Amerika. Sejak itu, Machu Picchu telah menjadi daya tarik wisata yang penting dan, karena tidak ditemukan dan dijarah oleh Spanyol setelah mereka menaklukkan suku Inca, penting sebagai situs budaya.
5. Mohenjo-Daro, Pakistan
Mohenjo-daro adalah salah satu situs dari sisa-sisa permukiman terbesar dari Kebudayaan Lembah Sungai Indus, terletak di propinsi Sind, Pakistan. permukiman kota pertama di dunia, bersamaan dengan peradaban Mesir Kuno, Mesopotamia dan Yunani Kuno. Reruntuhan bersejarah ini dimasukkan oleh UNESCO ke dalam Situs Warisan Dunia. Arti dari Mohenjo-daro adalah "bukit orang mati". Seringkali kota tua ini disebut dengan "Metropolis Kuno di Lembah Indus".
Mohenjo-daro dibangun sekitar tahun 2600 SM, tetapi dikosongkan sekitar tahun 1500 SM.
Mohenjo-daro terletak di sebuah bubungan zaman Pleistosen di tengah-tengah dataran banjir Sungai Sindhu. Bubungan tersebut kini terkubur oleh pembanjiran dataran tersebut, tetapi sangat penting pada zaman Peradaban Lembah Indus. Bubungan tersebut memungkinkan kota Mohenjo-daro berdiri di atas dataran sekelilingnya. Situs tersebut terletak di tengah-tengah jurang di antara lembah Sungai Sindhu di barat dan Ghaggar-Hakra di timur.
Peradaban Lembah Indus (c. 3300-1700 SM, f. 2600-1900 SM) adalah sebuah peradaban sungai kuno yang berkembah di lembah sungai Indus di India Kuno (kini di Pakistan dan India Barat Laut). Peradaban ini juga dikenal sebagai "Peradaban Harappa." Beberapa arkeolog berpendapat bahwa Peradaban Indus mencapai jumlah lima juta penduduk pada puncaknya.
Saat ini, lebih dari seribu kota dan permukiman telah ditemukan, terutama di lembah Sungai Sindhu di Pakistan dan India barat laut.Mohenjo-daro memiliki bangunan yang luar biasa, karena memiliki tata letak terencana yang berbasis grid jalanan yang tersusun menurut pola yang sempurna. Pada puncak kejayaannya, kota ini diduduki sekitar 35.000 orang. Bangunan-bangunan di kota ini begitu maju, dengan struktur-struktur yang terdiri dari batu-bata buatan lumpur dan kayu bakar terjemur matahari yang merata ukurannya.
Mohenjo-daro adalah sebuah kota yang cukup terlindungi. Walau tak ada tembok, namun terdapat menara di sebelah barat pemukiman utama, dan benteng pertahanan di selatan. Mohenjo-daro telah dimusnahkan dan dibangun kembali setidaknya tujuh kali. Setiap kali, kota baru dibangun terus di atas kota lama. Pembanjiran dari Sungai Indus diduga menjadi penyebab kerusakan.
4. Petra, Yordania
Petra adalah sebuah situs arkeologikal di Yordania, terletak di dataran rendah di antara gunung-gunung di timur Wadi Araba, lembah besar yang berawal dari Laut Mati sampai Teluk Aqaba.Salah satu dari 7 keajaiban dunia yang baru adalah Petra.
Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu di Yordania. Petra berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'batu'. Petra merupakan simbol teknik dan perlindungan.
Kata ini merujuk pada bangunan kotanya yang terbuat dari batu-batu di Wadi Araba, sebuah lembah bercadas di Yordania. Kota ini didirikan dengan menggali dan mengukir cadas setinggi 40 meter.
Petra merupakan ibukota kerajaan Nabatean. Didirikan sembilan tahun sebelum Masehi sampai dengan tahun ke-40 M oleh Raja Aretas IV sebagai kota yang sulit untuk ditembus musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir.
Suku Nabatean membangun Petra dengan sistem pengairan yang luar biasa rumit. Terdapat terowongan air dan bilik air yang menyalurkan air bersih ke kota, sehingga mencegah banjir mendadak. Mereka juga memiliki teknologi hidrolik untuk mengangkat air.Terdapat juga sebuah teater yang mampu menampung 4.000 orang. Kini, Istana Makam Hellenistis yang memiliki tinggi 42 meter masih berdiri impresif di sana.
Sebenarnya, asal usul suku Nabatean tak diketahui pasti. Mereka dikenal sebagai suku pengembara yang berkelana ke berbagai penjuru dengan kawanan unta dan domba.
Warga Petra awal adalah penyembah berhala. Dewa utama mereka adalah Dushara (Dzu as-Shara/Dusares}, yang disembah dalam bentuk batu berwarna hitam dan berbentuk tak beraturan. Dushara disembah berdampingan dengan Allat, dewi Bangsa Arab kuno.
Mereka sangat mahir dalam membuat tangki air bawah tanah untuk mengumpulkan air bersih yang bisa digunakan saat mereka bepergian jauh. Sehingga, di mana pun mereka berada, mereka bisa membuat galian untuk saluran air guna memenuhi kebutuhan mereka akan air bersih.
Pada awalnya Petra dibangun untuk tujuan pertahanan. Namun belakangan, kota ini dipadati puluhan ribu warga sehingga berkembang menjadi kota perdagangan karena terletak di jalur distribusi barang antara Eropa dan Timur Tengah.
Pada tahun 106 Masehi, Romawi mencaplok Petra, sehingga peran jalur perdagangannya melemah. Sekitar tahun 700 M, sistem hidrolik dan beberapa bangunan utamanya hancur menjadi puing. Petra pun perlahan menghilang dari peta bumi saat itu dan tinggal legenda.
Di abad ke-14 Masehi, sebuah masjid dibangun di sini dengan kubah berwarna putih yang terlihat dari berbagai area di sekitar Petra. Harun tiba di wilayah Yordania sekarang ketika mendampingi Nabi Musa membawa umatnya keluar dari Mesir dari kejaran Raja Fir'aun.Saat berusia 10 tahun, Nabi Muhammad pernah berkunjung ke gunung ini bersama pamannya.
Setelah Perang Salib di abad ke-12, Petra sempat menjadi 'kota yang hilang' selama lebih dari 500 tahun (lost city). Hanya penduduk lokal (suku Badui) di wilayah Arab yang mengenalnya.
3. Troya, Turki
Troya adalah sebuah kota legendaris dan pusat dari Perang Troya seperti yang diceritakan di dalam Kumpulan Cerita-cerita Kepahlawanan Yunani terutama di dalam Iliad, salah satu dari dua puisi kepahlawanan Homer, seorang seniman Yunani Kuno.
Saat ini nama tersebut adalah sebuah situs arkeologi, lokasi tradisional kota Troya disebut juga Turkish Truva, di Hisarlık di daerah Anatolia, dekat dengan pantai propinsi Çanakkale di sebelah barat laut Turki, barat daya Dardanelles di kaki Gunung Ida.
Kota baru Ilium didirikan disana pada saat dibawah kekuasaan Kaisar Romawi Augustus. Kota ini berkembang hingga didirikannya kota Konstantinopel dan secara bertahap semakin menurun statusnya di era Byzantium.Situs arkeologi Troya dimasukkan ke dalam daftar Peninggalan Sejarah Dunia UNESCO di tahun 1998.
Perang Troya, menurut legenda, adalah penyerbuan terhadap kota Troyaoleh tentara Akhaia (Yunani Mycenaean), yang terjadi setelah Paris menculik Helena dari suaminya Menelaos, raja Sparta. Perang ini merupakan salah satu peristiwa penting dalam mitologi Yunani dan diceritakan di banyak karya sastra Yunani.
Pada Perang Troya, para prajurit Yunani bersembunyi di dalam Kuda Troya yang berukuran raksasa yang ditujukan sebagai pengabdian kepada Poseidon. Kuda Troya tersebut menurut para petinggi Troya dianggap tidak berbahaya, dan diizinkan masuk ke dalam benteng Troya yang tidak dapat ditembus oleh para prajurit Yunani selama kurang lebih 10 tahun perang Troya bergejolak. Pada malam harinya, pasukan Yunani keluar dari perut kuda kayu tersebut dan akhirnya merebut kota Troya.
1. Pompeii, dan Herculaneum
Pompeii adalah sebuah kota zaman Romawi kuno di wilayah Campania, Italia. Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada 79 M. Debu letusan gunung Vesuvius menimbun kota Pompeii dengan segala isinya menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali .Kota ini berdiri di lokasi yang terbentuk dari aliran lava ke arah utara di hilir Sungai Sarnus.
Pada abad pertama M, Pompeii hanyalah salah satu dari sekian kota yang berlokasi di sekitar kaki Gunung Vesuvius. Wilayah ini cukup besar jumlah penduduknya yang menjadi makmur karena daerah pertaniannya subur. Beberapa kelompok kota kecil di sekitar Pompeii seperti Herculaneum juga menderita kerusakan atau kehancuran oleh tragedi letusan Vesuvius.
didirikan sekitar abad ke-6 SM oleh orang-orang Osci atau Oscan, kelompok masyarakat di Italia tengah. Saat itu, kota ini digunakan sebagai pelabuhan oleh pelaut Yunani dan Fenisia. Pada tahun 62 M, sebuah gempa bumi hebat merusakkan Pompeii bersama banyak kota lainnya di Campania. Di masa antara tahun 62 M hingga letusan besar Vesuvius tahun 79 M, kota ini dibangun kembali, mungkin lebih megah dalam bidang bangunan dan karya seni dari sebelumnya.
Pada awal Agustus tahun 79, mata air dan sumur-sumur mengering. Getaran-getaran gempa ringan mulai terjadi pada 20 Agustus 79 , dan menjadi semakin sering pada empat hari berikutnya, namun peringatan-peringatan itu tidak disadari orang, dan pada sore hari tanggal 24 Agustus, sebuah letusan gunung berapi yang mematikan terjadi. Ledakan itu merusakkan wilayah tersebut, mengubur Pompeii dan daerah-daerah pemukiman lainnya. Kebetulan tanggal itu bertepatan dengan Vulcanalia, perayaan dewa api Romawi.
Advertisement
7 Kota Besar yang Lenyap Dari Peradaban di Dunia
|
Rabu, 26 September 2012
0 komentar:
Posting Komentar