Mesin perang Nazi Jerman yang berkeliaran di lautan merupakan kapal-kapal tangguh dan sulit ditundukkan. Salah satu kapal perang Nazi yang menjadi andalan, Bismarck, bahkan menjadi simbol kapal perang terbesar di dunia kala itu, baik dalam ukuran fisik maupun kaliber senjatanya. Secara fisik Bismarck yang dibuat pada tahun 1936 dan kemudian rampung tahun 1940 memiliki bobot 41.700 ton, panjang badannya lebih dari dua kali lapangan sepak bola ( 251 m) dan tingginya mencapai 36 m.
Agar bodinya tak bisa ditembus peluru meriam berkaliber besar, seluruh badan kapal Bismarck dilapisi baja setebal 33 cm. Lapisan baja tebal itu memang membuat Bismarck yang berbadan raksasa mempunyai bobot yang sangat berat dan berpengaruh pada kecepatan. Karena mesinnya sudah menerapkan sistem modern, kecepatan larinya tetap tinggi, 55 km per jam atau hampir dua kali lebih cepat dibanding kapal perang sejenis yang hanya mampu dipacu pada kecepatan 37 km per jam.
Selain memiliki ukuran raksasa dan berlapis baja tebal, Bismarck juga dilengkapi meriam-meriam raksasa dan ukuran sedang yang jumlahnya berlimpah. Ada delapan meriam kaliber raksasa, 15 inci (38 cm) yang ukuran kalibernya mengalahkan kaliber meriam terbesar milik Inggris yang hanya 14 inci. Meriam-meriam raksasa yang mampu menembak cepat itu masih didampingi selusin meriam kaliber 15 cm. Fungsi meriam raksasa Bismarck memang untuk menghancurkan kapal perang ukuran besar dan itu akan terbukti kelak ketika Bismarck bertemu dengan para pencegatnya, armada Inggris dan sekutunya.
Sebelum Bismarck turun ke medan laga, Inggris sudah mengalami banyak kerugian akibat ulah kapal-kapal selam Jerman, U-boat dan satu kapal yang berperang secara licik, Graf Spee. Ratusan kapal dagang Inggris yang setiap harinya mengarungi Samudra Atlantik banyak yang dikaramkan oleh dua jenis kapal Jerman itu. Bahkan ketika Graf Spee berhasil ditaklukkan, ancaman itu masih ada. Ancaman akan menjadi makin mengerikan ketika Bismarck yang sudah rampung dibangun diluncurkan ke laut bersama saudara tuanya yang bentuknya mirip, Prinz Eugen.
Ketika Inggris kemudian tahu bahwa Bismarck dan Prinz Eugen telah turun ke medan tempur, upaya untuk mengintai lalu menghancurkan kedua kapal itu pun segera digelar. Angkatan Laut Inggris sendiri merasa ketar-ketir mengingat hanya sedikit kapal perang Inggris yang mampu menandingi Bismarck, yakni King George V dan Hood. Dua kapal Inggris ini dari segi persenjataan memang masih kalah tapi jika bertempur bersama, mereka diharapkan mampu menandingi Bismarck.
Armada lnggis yang dikerahkan untuk memburu Bismarck dan rekannya meliputi penjelajah tempur Hood, kapal tempur Prince of Wales, penjelajah berat Norflok dan Sufflok, penjelajah ringan Birmingham dan Manchester, kapal induk Victorius yang mengangkut 72 pesawat tempur serta puluhan kapal perusak. Inggris memperkirakan Bismarck akan menuju jalur padat, Atlantik Tengah. Oleh karena itu, jalur melalui Selat Denmark Iceland dan Inggris Utara, sudah diblok kapal-kapal perang Inggris. Perburuan armada Inggris untuk menemukan Bismarck, kendati sudah melakukan pence-gatan di berbagai lokasi strategis ternyata sangat sulit. Baru setelah empat hari melakukan perburuan, Bismarck berhasil dideteksi radar Sufflolk saat bergerak memasuki Selat Denmark. Kapal Sufflolk dan Norflok memang hanya bertugas mengintai dan kemudian melaporkan hasilnya kepada rombongan kapal perang Hood dan George V.
Pertemuan antara Sufflok dan Norflok dengan Bismarck memang bukan untuk bertempur dan mereka segera memutuskan kabur. Tapi Bismarck yang mengetahui dua kapal musuh itu segera melancarkan tembakan ke arah Norfolk, tapi luput. Bismarck yang kini sudah tahu bahwa kapal-kapal perang Inggris tengah memburunya, jadi makin siaga. Keesokan harinya, Hood dan Prince of Wales akhirnya bertemu dengan Bismarck dan Prinz Eugen.
Tugas utama Hood dan Prince of Wales adalah menyerang bersama-sama ke arah posisi Bismarck. Namun karena hari masih pagi berkabut dan jarak mereka lebih dari 20 km, dua kapal perang Inggris itu tidak bisa membedakan mana kapal Bismarck dan mana yang Prinz Eugen. Kesalahan itu makin bertambah fatal karena ketika menembak, yang diserang bukan Bismarck tapi Prinz Eugen. Sementara dua kapal Jerman raksasa itu justru mengarahkan semua meriamnya ke arah Hood.
Kesalahan pilih sasaran dan kalah dalam segi persenjataan itu harus dibayar mahal oleh Inggris. Dalam duel sengit yang berlangsung tak terlalu lama, Hood tertembak telak bagian tengahnya oleh meriam-meriam raksasa Bismarck. Ledakan dahsyat disertai nyala api setinggi 300 meter tampak terlontar ke udara, rupanya peluru meriam Bismarck berhasil menghajar gudang mesiu Hood. Dalam hitungan detik, Hood yang terbelah dua akhirnya karam bersama 1416 orang awaknya. Hanya tiga orang yang berhasil selamat dan akibat bencana Hood itu, rakyat Inggris terpukul hebat. Balas dendam untuk memburu Bismarck dengan mengerahkan puluhan kapal perang yang kemudian digelar dalam satu armada pun dimulai lagi. Mereka harus mampu menemukan Bismaick sebelum mencapai Prancis yang saat itu masih menjadi jajahan Jerman.
Seluruh kapal yang dikerahkan untuk memburu Bismarck pada tahap kedua ini terdiri dari lebih 16 kapal perang. Pengejaran tahap kedua ternyata sama sulitnya dan agar tak kehilangan waktu, Inggris mengirimkan pesawat-pesawat tempur torpedonya untuk memburu Bismarck. Setelah diwarnai salah pengeboman terhadap kapal Inggris sendiri, penjelajah Sheffield, konvoi pesawat tempur Inggris akhirnya berhasil menemukan Bismarck yang kini berlayar sendirian. Puluhan torpedo pun dijatuhkan tapi hanya satu yang berhasil mengenai sasaran. Meskipun torpedo yang menghantam Bismarck tidak menimbulkan kerusakan parah, tapi karena mengenai bagian kemudi, tujuan Bismarck jadi berubah arah. Menuju Inggris dan dengan kecepatan lebih rendah. Itu berarti tinggal menunggu waktu untuk bertemu dengan kapal-kapal perang Inggris yang para awaknya rata-rata sudah sangat kelelahan.
Akhirnya Bismarck yang sudah tidak memiliki lagi kemampuan maksimal bertemu dengan kapal Inggris yang mampu menandinginya, King George V, bersama sejumlah kapal penjelajah yang kemudian berdatangan, Rodney, Norfolk dan Dorsetshire. Akibat pertempuran keroyokan itu, Bismarck yang berkali-kali diberondong peluru meriam kaliber besar dan torpedo akhrinya miring.
Kapal-kapal Inggris sampai menghabiskan seluruh torpedo untuk memungkasi ketangguhan Bismarck kemudian tenggelam ke dasar Samudra Atlantik bersama panglimanya, Laksamana Gunther Lutjens.
Specification
Class and type: Bismarck-class battleship
Displacement: 41,700 tonnes standard
50,900 tonnes full load
Length:
251 metres (823.5 ft) overall
241.5 metres (792.3 ft) waterline
Beam: 36.0 metres (118.1 ft) waterline
Draft:
9.3 metres (30.5 ft) standard
10.2 metres (33.5 ft) full load
Propulsion:
12 Wagner high-pressure boilers;
3 Blohm & Voss geared turbines 150,170 shaft horsepower (111.98 MW);
3 three-blade propellers, 4.70 metres (15.42 ft) diameter
Speed: 30.1 knots (34.6 mph; 55.7 km/h) during trials (one work claims a speed of 31.1 knots) (35.8 mph; 57.6 km/h)
Range: 8,525 nautical miles (9,810 mi; 15,788 km) at 19 knots (22 mph; 35 km/h)
Complement: 2,092: 103 officers 1,989 men (1941)
Armament:
8 × 380 mm/L52 SK C/34 (15 in)(4×2)
12 × 150 mm/L55 SK-C/28 (5.9 in)(6×2)
16 × 105 mm/L65 SK-C/37 / SK-C/33 (4.1 in)(8×2)
16 × 37 mm/L83 SK-C/30 (1.5 in)
12 × 20 mm/L65 MG C/30 (0.79 in)
8 × 20 mm/L65 MG C/32 (8×4) (0.79 in)
Armour:
Belt: 145–320 millimetres (5.7–13 in)
Deck: 110–120 millimetres (4.3–4.7 in)
Bulkheads: 220 millimetres (8.7 in)
Turrets: 130–360 millimetres (5.1–14 in)
Barbettes: 342 millimetres (13.5 in)
Conning tower: 360 millimetres (14 in)
Aircraft carried: 4×Arado Ar 196 A-3, with 1 double-ended catapult
Advertisement
Bismarck, Kapal Perang Nazi Paling Legendaris
|
Senin, 06 Mei 2013
0 komentar:
Posting Komentar