1. Lupa sejenak atau Lupa Selamanya
Ketika manusia mengalami masalah, kesulitan, derita atau cobaan maka ia akan cenderung menghadapkan dan memasrahkan dirinya kepada Tuhan, seperti mereka yang lemah imannya, mereka akan cenderung pasrah saat mereka mengalami kesulitan dan cobaan yang menurut mereka tidak sanggup dihadapi.
Tapi sebaliknya, ketika mereka senang dan berada di puncak kesuksesan, secara otomatis mereka akan melupakan Allah swt sebagai tuhan, mereka lupa kalau mereka adalah hamba, mereka lupa kalau mereka adalah jiwa yang tidak berguna tanpa ridha dari sang penguasa yaitu Allah swt.
Saat manusia susah, mereka hanya menyatakan bahwa ini adalah takdir dan kita harus pasrah pada takdir, tapi saat manusia itu senang, kaya dan sukses, maka ketika mereka diminta sebahagian milik mereka untuk membantu sesama maka apa jawab mereka “Ini adalah Usahaku, kalau mau ya,..kerja”
Nah, sudah terjawabkan, apakah kamu termasuk pada lupa sejenak atau lupa selamanya, kalau lupa sejenak merupakan perbuatan manusia dengan sifat silaf dan kelemahannya dihadapan Allah, tetapi kalau lupa selamanya adalah manusia yang ketika susah selalu bergantung kepada-Nya dan selalu mengatakan kalau cobaan dan ujian itu adalah takdir, tapi saat mereka senang, maka kesenangan itu terus menerus melupakannya dari kehambaannya kepada Allah swt.
2. Siapa yang Kamu cinta dan Sayangi?
Saya cinta dengan Ibu, ayah, adik dan abang,...atau saya cinta padamu,...atau saya cinta harta,..saya cinta kaya,..saya cinta dunia,..saya cinta maksiat,..saya cinta dosa,..saya cinta bebas berbuat apa saja tanpa ada aturan,...saya cinta,..saya cinta,...saya cinta,........
Atau saya Cinta Allah swt,..nah jika cinta yang ini merupakan cinta yang seharusnya ada pada diri umat Islam, kalau cinta kita kepada Allah melebihi cinta pada semuanya, tentu cinta yang lain akan menghasilkan cinta Allah dan keridhaannya kepada semua hal yang kita cintai.
Ketika kita cinta dengan ibu, ayah, adik atau abang tidak melebihi cinta kita kepada Allah, maka cinta kita pada keluarga kita merupakan cinta yang sudah diridhai Allah, maka cinta ini akan melahirkan keharmonisan, ketentraman dan kedamaian sesama saudara dan keluarga, maka kita tidak akan mendegar yang namanya rebutan harta warisan, tidak lagi mendegar pertengkaran dan sebagainya.
Nah,..kalau cinta kita pada harta, jabatan, kekayaan, Istri, pangkat dan dunia tidak melebihi cinta kita kepada Allah, maka cinta kita akan mendapat ridha Allah swt yang akan melahirkan sikap dan sifat yang baik. Maka dengan itu akan lahirlah orang kaya yang dermawan, tidak sombong dan hidup sederhana, lahirlah pemimpin yang adil yang tidak semena-mena menggunakan jabatannya untuk kepuasaan nafsunya saja, lahirlah pejabat yang jujur, pejabat yang tidak akan sedikitpun mengambil hak orang lain dengan melakukan korupsi.
Maka mari kita lihat kenyataan saat ini, mana yang dicintai banyak orang, apakah Allah swt atau cinta kekayaan, cinta korupsi, cinta harta dan cinta dunia yang melebihi cinta kepada Allah swt? Maka jika ini terjadi, bersiaplah kita menjadi orang yang menyombongkan diri terhadap Tuhannya,..semoga itu tidak ada dalam diri kita.
3. Lebih baik Miskin daripada kaya
Kata miskin tidak asing kita dengar di Indonesia ini, sehingga kemiskinan itu selalu menjadi teman setia bagi mereka yang mengalaminya. Kemiskinan dianggap sebahagian orang yang tidak beriman sebagai bencana yang segera untuk dihilangkan, padahal kekayaan itulah kemiskinan sesungguhnya. Lho,..kok begitu?
Untuk apa kaya jika kekayaan itu menghantarkan kita ke neraka akibat kesombongan, akibat tidak maunya kita bersedekah, akibat selalu memandang rendah orang yang dibawahnya, dan inilah realita saat ini. Banyak sebahagian orang kaya yang selalu memilah dan memilih teman, memilih tempat dan memilih pola hidup.
Banyak sebahagian orang kaya saat ini yang lupa bahwa kekayaan mereka tidak akan ada artinya tanpa kehadiran orang miskin, coba saja jika Allah swt menciptakan seluruh manusia dalam keadaan kaya, pertanyaannya adalah siapa yang mau bekerja, siapa yang mau menjadi tukang bangunan, siapa yang mau jadi karyawan, siapa yang mau jadi guru dan sebagainya yang semua itu dilakukan hanya untuk mendapatkan sedikit upah atas kerja yang mereka lakukan.
Maka dari itu, jelas saja lebih baik kita miskin jika kemiskinan itu menjadikan diri kita sebagai orang kaya dihadapan Allah swt, tapi sebaliknya untuk apa kaya jika kekayaan itu menjadikan kita sebagai orang yang sombong dan melupakan Allah swt, jelas saja kita akan miskin dihadapan-Nya.
4. Hitam pilihan yang salah
Hitam identik dengan ketidak jelasan dalam hal apapun, coba lihat jika kamu mempunyai baju hitam, maka ketika baju kamu terkena noda, atau dalam keadaan kotor, maka hal itu tidak akan tampak jelas, beda jika baju kamu berwarna putih,..iya kan!
Tapi, lihat lah sekarang ini, kehidupan saat ini penuh dengan kehidupan yang serba hitam, terbukti dengan banyaknya perbuatan dosa yang selalu dianggap ringan dan tidak ada masalah, korupsi yang sulit diberantas, sedekah yang sulit ditemukan, kesombongan yang tampak dengan jelas dan sebagainya, yang semua itu merupakan potret dunia kelam dan penuh dengan warna hitam.
5. Simple kan hidupmu
Qanaah adalah bentuk dan wujud atas rasa terima kasih yang selalu ada dalam diri orang yang beriman kepada Allah swt, tidak banyak mengeluh, meminta dan sebagainya. Menjadi orang simple adalah bentuk dan sifat yang harus disyukuri jika hal ini ada dalam diri kita, sebab saat ini banyak orang yang sering mengeluh, tidak terima ini dan itu, mau ini mau itu dan sebagainya.
Lalu di mana rasa terima kasih itu? Jangan lah kita menjadi orang yang selalu mengeluh, kalau sedikit yang kita dapat maka syukuri lah, kalau banyak ya,...Alhamdulillah. nah,..jika ini kita tanamkan, maka jadilah kita sebagai orang yang Simple dalam hidup.
6. Banyak tidak berarti, sedikit memberi makna
Masih ingat apa yang pernah dikatakan Nabi Muhammad Saw, bahwa suatu saat nanti umat Islam akan banyak akan tetapi seperti buih di dalam lautan, dan semuanya itu tidak akan berarti apa-apa. Maka sedikit menjadi alternatif yang sempurna jika yang sedikit itu adalah kuat, rajin dan tentunya beriman serta bertaqwa kepada Allah swt.
Islam pada akhir jaman akan dipandang aneh, dan pastinya yang aneh ini akan sedikit,...tapi jangan khawatir yang sedikit ini jika benar-benar dijalan Allah swt yang selalu menjalankan perintah serta menjauhi larangan-Nya, maka yang sedikit inilah yang akan memberi makna dalam kehidupanmu.
7. Tutuplah Matamu dengan Bismillah
Menutup mata bisa tidur juga bisa mati, tapi kematian akan menghantarkanmu kepada sang Pencipta yaitu Allah swt. Maka ketika saat kamu akan menutup matamu, jangan sampai kamu lupa untuk membaca bismillah, sebab apapun yang terjadi sesuatu yang kamu lakukan harus dengan nama Allah dan karena Allah.
Tutuplah matamu dengan Bismillah adalah upaya ketika seseorang ingin melupakan aktivitas kehidupan di dunia ini baik sementara atau selamanya, jika Bismillah diucapkan dan diamalkan, maka kehidupan ini akan berarti dan mempunyai makna yang sempurna, kehidupan dibawah naungan dan perlindungan Allah swt, dan yang paling penting mempunyai kehidupan yang selalu mendapat Ridha Allah.
Mungkin ini renungan yang perlu anda pikirkan, sebab renungan ini akan menjadi motivasi hidup yang sesungguhnya, Mohon maaf jika ada yang salah. Sekian dari 7Top Ranking by Ibrahim.
Advertisement
7 Renungan Bermakna dari Ibrahim
|
Senin, 17 Juni 2013
0 komentar:
Posting Komentar