Home » , , » Dayak Tomun Di Bakonsu, Saksi Bisu Ritual Potong Kepala

Dayak Tomun Di Bakonsu, Saksi Bisu Ritual Potong Kepala

Sedikit informasi tentang ritual yang dilakukan salah satu suku yang ada di Indonesia yaitu suku Dayak Tomun di Kab .Lamandau, Kalimantan Tengah.





Penyusuran Sungai Lamandau selama 5 jam benar-benar memberikan banyak hal untuk kami di hari Selasa, 12 Oktober 2010, salah satunya adalah misteri ritual 'Ngayau' atau potong kepala yang cukup menakuti para wisatawan yang berencana datang ke Kalimantan. Tapi sebaliknya, setelah membaca tulisan ini, saya berharap anda tidak lagi ragu untuk datang ke daerah yang sangat kaya akan alam hutan dan sungai ini.

'Bakonsu' yang membantu kami meyakinkan hal tersebut. Daerah yang namanya diambil dari jenis pohon yang tumbuh di hutan Kalimantan ini, ternyata mempertemukan kami dengan Bapak Dinson yang merupakan keturunan kelima dari leluhur Dayak Tomun yang dulunya selalu melakukan ritual 'Ngayau' tersebut.

Informasi yang kami terima darinya menyebutkan bahwa ritual tersebut biasanya dilakukan apabila orang tua dari Suku Dayak Tomun ada yang meninggal dunia maka keturunan laki-lakinya akan diupacarai adat untuk keluar dari kampung guna mencari tumbal kepala orang yang nantinya akan di persembahkan kepada jasad orang tuanya yang meninggal tersebut. Wow...sadis!!

Tapi anda tidak perlu takut, karena kesadisan adat tersebut seiring musnah dengan semakin berkembangnya pemikiran dari warga Dayak Kaharingan sendiri akan kesadaran bahwa ritual tersebut sangat bertentangan dengan peraturan pemerintah dan norma yang juga berlaku bagi masyarakat negeri ini umumnya.

Salah satu bukti sejarah ritual Ngayau tersebut kami temukan di Rumbang Bulin, rumah adat Dayak Tomun yang ada di desa Bakonsu, yang disebut memiliki arsitektur rumah panggung yg panjang dan tinggi serta memiliki tangga rumah yang dapat dilepas dan disimpan guna kewaspadaan keluarga di rumah tersebut dari 'Kayau' atau orang yg melakukan ritual Ngayau. Di depan Rumbang Bulin ini terdapat 'Sandung' yaitu prasasti yang di atasnya masih tersimpan tengkorak kepala manusia yang menjadi korban ritual Ngayau tersebut. Sandung tersebut sempat di rehab di tahun 1958, yang disebut sebagai masa-masa berakhirnya ritual Ngayau di Suku Dayak.

Sekarang, tidak ada lagi yang perlu anda takuti untuk berwisata ke Kalimantan.

Advertisement

Dayak Tomun Di Bakonsu, Saksi Bisu Ritual Potong Kepala | Tukiyooo

Kamis, 25 Juli 2013
Share this video :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support :