Tak disadari Irman, entah dari mana tiba-tiba seekor kucing melintas menyeberang jalan. Irman terkejut bukan main, tapi jarak kucing dengan motornya hanya berjarak beberapa langkah saja. Irman berusaha menghindar tapi terlambat. Roda motornya melindas tubuh kucing malang itu. Kucing tewas seketika, bahkan bangkai tubuhnya ikut menempel di roda motor Irman. Seolah tidak ada kejadian apa-apa Irman terus lajukan kembali motornya menembus suasana pagi yang cerah menuju Universitas Padjajaran Jatinangor, Bandung.
Cerita tentang kucing yang tewas terlindas kendaraan bukan saja dialami Irman. Banyak pengendara yang juga mengalaminya. Jumlah kendaraan semakin hari semakin bertambah, dan jalan-jalan semakin dipadati kendaraan. Pemandangan tubuh kucing yang tewas terlindas sudah menjadi pemandangan biasa. Sunguh mengenaskan, tubuh kucing remuk, kepala pecah, isi perut keluar, dan darah berceceran.
Cerita mengenai kucing tewas karena terlindas kendaraan banyak diadposi dari kisah-kisah masa lalu. Para tetua, sesibuk apapun ia, biasanya tidak akan meninggalkan tubuh kucing yang dilindas tanpa lebih dulu dikuburkan. Bahkan umumnya pengendara yang melindas mati kucing akan rela bersusah payah mencari kain putih yang dijadikan kain kafan untuk kucing yang mati itu. Dan ia baru akan meninggalkan tempat setelah kucing usai dikafan dan dikubur.
Itu pesan dan wejangan amanat para tetua. Kucing yang mati ditabrak harus dikubur baik-baik oleh si penabrak. Jika tidak, musibah dan petaka akan menimpa. Apakah kucing yang katanya hewan kesayangan Nabi Muhammad itu pada akhirnya menjadikan kucing ditempatkan diposisi istimewa dibanding hewan lainnya. Belum ada yang bisa memastikan itu, namun kelanjutan cerita perjalanan Irman ke tempatnya bekerja barangkali bisa menjadi renungan dari sebuah cerita.
Irman Burhanudin masih terus pacu kendaraannya setelah motornya sempat oleng karena menggilas tubuh kucing beberapa saat tadi. Dari balik setang kemudi Irman perhatikan sekeliling. Ia mengenali lokasi, ia sekarang tengah melintasi ruas jalan wilayah kampus ITB Jatinangor yang berarti tak lama lagi ia akan sampai tujuan, Universitas Padjajaran, tempat ia bekerja.
Rute Jatinangor memang sedikit agak ekstrem, terkadang berkelok-kelok ditambah lagi jalan menanjak disertai tikungan curamnya. Tapi Irman sudah piawai melalui rute menantang seperti itu. Dan kini dengan laju motornya yang cukup kencang didepannya terbentang sebuah jalan menanjak dengan tikungannya yang tajam. Irman harus melalui tikungan tajam itu. Tepat saat ia tengah berbelok, melintas sebuah truk dengan kecepatan tinggi. Irman kembali terkejut, truk terus saja bergerak dengan cepat menuju ke arahnya. Irman gugup dan tak sempat mengelak.Brakkkkk....!!!! Suara benturan sangat keras tiba-tiba memecah keheningan pagi. Irman dan motornya dihantam truk, tubuhnya tergilas tanpa ampun. Saat ditolong warga, Irman didapati dalam kondisi tubuh gepeng, darah berceceran di sekitar lokasi, sementara kepalanya remuk.
Tak berbeda dengan Irman, kondisi motor Irman pun ringsek tak karuan. Tapi roda-roda motor masih berputar. Dari ban motor warga menemukan ada darah, daging, dan bulu-bulu binatang yang menempel. Setelah diperhatikan ternyata yang menempel diban motor itu adalah sisa bangkai tubuh kucing yang sempat dilindas Irman beberapa saat sebelum ia terlindas truk, Kamis (5/9).
Advertisement
Bener gak? Menabrak Kucing Jadi Celaka
|
Minggu, 08 September 2013
0 komentar:
Posting Komentar