Duapuluh tahun yang lalu, saat itu hari Kamis pas menjelang maghrib, aku baru saja selesai menyirami tanaman labu yang aku tanam. Karena kecapean, aku tidak segera berkemasa dan pulang tetapi aku duduk di bawah pohon tua, pohon Asam Jawa untuk melepas lelah sambil merekok.
Tidak sengaja pandanganku tertuju pada sebuah benda bulat hitam yang ada di depanku, lalu aku tergerak untuk memungutnya. Ternyata benda itu adalah sebuah batu akik. Aku bersihkan lalu aku masukkan ke dalam kantong bajuku. Setelah selesai menghisap sebatang rokok, akupun berkemas dan pulang karena matahari sudah mulai terbenam dan suara tarhim terdengar dari pengeras suara di masjid kampungku.
Singkat cerita, malam hari itu, aku tidur agak awal dari biasanya karena kelelahan sehari bekerja di kebun. Sekitar jam 8 malam sehabis shalat isya’ rasa kantuk sudah tak tertahankan, akupun segera tertidur. Saat itulah pertama kali aku bermimpi dikejar harimau.
Dalam mimpi itu, aku seakan berada di suatu tempat yang tidak aku kenal, seperti berdiri di tengah sebuah hutan. Lalu datang seekor harimau besar di hadapanku seakan mau menerkamku. Akupun berbalik dan segera lari sekencang-kencangnya sambil berteriak minta tolong. Ternyata aku memang berteriak dalam tidurku, teriakanku minta tolong terdengar oleh anak dan istriku yang saat itu sedang bercengkerama di ruang tengah. Mereka segera memasuki kamar dan istriku membangunkanku. “pak, bangun pak”, terdengar olehku suara istriku membangunkanku sambil memggoyangkan tubuhku. Akupun segera bangun dengan nafas tersengal seperti orang sehabis lari. “ada apa pak, lagi mimpi ya, mimpi apa kok teriak-teriak minta tolong?”, tanya istriku. “aku mimpi dikejar harimau”, jawabku. “bapak tidur gak berdo’a dulu kali, nih minum dulu”, kata istriku sambil menyodorkan segelas air putih yang memang selalu tersedia di meja kamar.
Setelah minum, aku agak tenang, aku melihat jam dinding, baru jam 20.30. Ternyata aku baru tidur sebentar, tapi aku tidak ngantuk lagi. Terus terang saat itu aku gelisah, bayangan harimau yang mau menerkamku masih terbayang.
Karena merasa tidak ngantuk, aku ke ruang depan dan duduk di kursi tamu sambil membaca buku, tak terasa aku tertidur sampai adzan subuh di kursi tamu.
Siang hari aku jalani seperti biasa, berkebun. Dan malampun tiba, aku tidak merasakan keanehan apapun. Malam ini aku tidur agak larut, jam 12 malam. Saat tidur itulah, mimpi seperti malam sebelumnya terjadi lagi, sama persis, aku seakan berada di sebuah hutan lalu datang seekor harimau besar mau menerkamku, dan akupun berlari sambil berteriak minta tolong. Teriakanku terdengar oleh istriku yang sedang tertidur pulas di sampingku. Istriku segera membangunkanku lalu menenangkanku.
“Mimpi apalagi to pak?”, tanya istriku. “aku mimpi seperti kemarin lagi, aku seperti berada di hutan lalu didatangi harimau. Harimau itu mau menerkamku, lalu aku lari sambil berteriak minta tolong”, jawabku. Aku melihat jam dinding, waktu menunjukkan pukul 00.30, berarti aku baru terlelap setengah jam, sama seperti malam sebelumnya.
“ya sudah, malam ini kita jangan tidur, besok pagi kita ke rumah pak Haji Saman menanyakan hal ini”, kata istriku.
“kamu tidur saja, biar aku tidur sambil duduk di ruang depan, semalam aku tertidur saat duduk juga tidak terjadi apa-apa kok”, kataku menenangkan istriku. “ya sudah, kalau begitu aku juga tidur di ruang depan saja”, jawabnya. Lalu kami ke ruang depan, aku duduk di kursi sementara istriku menggelar tikar untuk tidur.
Keesokan harinya kami ke rumah pak haji Saman, tidak jauh, hanya berjarak 10 rumah dari rumahku. Sampai di rumah pak haji Saman, kami mengucapkan salam dan kami disambut oleh pak Haji Saman sendiri.
“Assalamu’alaikum”, salam kami kepada penghuni rumah pak haji Saman. “wa’alaikum salam, ayo masuk, tumben pagi-pagi kesini, ada yang bisa saya bantu?”, sambut pak haji Saman ramah.
Lalu aku menceritakan apa yang aku alami. Lalu pak haji Saman diam sejenak, seperti bertafakkur, lalu berkata “kemarin lusa kamu menemukan sesuatu ya, ya kembalikan saja ke tempat semula, itu tidak baik kamu simpan. Insyaallah tidak terjadi apa-apa lagi”. Akupun menjawab “benar pak haji, baiklah kalau begitu, saya segera mengembalikannya”, lalu kami berpamitan.
Sesampai di rumah, aku segera mengambil batu akik yang aku temukan kemarin lusa, lalu aku bawa ke kebun dan aku kembalikan ke tempat semula. Sejak itu aku tidak pernah lagi bermimpi mau diterkam dan dikejar harimau lagi.
Advertisement
Cerita Dua Malam Bermimpi Dikejar Harimau
|
Rabu, 03 Juli 2013
0 komentar:
Posting Komentar