1. Satria Piningit
Adi bing Slamet yang menggelar jumpa pers, mengatakan bahwa Eyang Subur mengajarkan aliran sesat kepada para pengikutnya yang kebanyakan adalah artis dan para pejabat pemerintahan. Saksi yang dibawa oleh Adi, mengatakan bahwa Eyang Subur mengaku sebagai seorang Satria Piningit kepada para pengikutnya. Namun, Eyang Subur mengaku juga bahwa belum saatnya dia muncul ke permukaan sebagai seorang Sartia Piningit.
2. Harta
Menurut orang sekitar rumah Eyang Subur, dia sering sekali membagikan perhiasan emas, kendaraan sepeda motor, bahkan mobil kepada para pengikutnya. Namun ketika ditanya tentang pekerjaan dari Eyang Subur, pengacaranya pun tidak mengetahui pekerjaan dari Eyang Subur tersebut.
Walaupun Eyang Subur seperti tidak punya pekerjaan, namun dia sering membiayai orang lain untuk pergi umroh ataupun naik haji. Konon, kalau membeli sepeda motor; Eyang membeli 25 motor sekaligus. Motor yang dibelinya tersebut bukan untuk dikoleksinya, namun dibagi-bagikan kepada tetangga sekitar dengan tanpa pamrih.
3. Bertamu ke Rumah Eyang
Setiap berkunjung ke rumah Eyang Subur, pasti selalu disuguhi tiga minuman yaitu air garam, kopi pahit, dan kopi manis kepada setiap tamu yang datang. Menurut Eyang, suguhan ketiga minuman tersebut hanya sebuah filosofi. Air garam mewakili air laut yang tidak pernah habis, seperti rezeki yang tidak akan pernah habis.
Menurut orang sekitar rumah Eyang Subur, dia sering sekali membagikan perhiasan emas, kendaraan sepeda motor, bahkan mobil kepada para pengikutnya. Namun ketika ditanya tentang pekerjaan dari Eyang Subur, pengacaranya pun tidak mengetahui pekerjaan dari Eyang Subur tersebut.
Walaupun Eyang Subur seperti tidak punya pekerjaan, namun dia sering membiayai orang lain untuk pergi umroh ataupun naik haji. Konon, kalau membeli sepeda motor; Eyang membeli 25 motor sekaligus. Motor yang dibelinya tersebut bukan untuk dikoleksinya, namun dibagi-bagikan kepada tetangga sekitar dengan tanpa pamrih.
3. Bertamu ke Rumah Eyang
Setiap berkunjung ke rumah Eyang Subur, pasti selalu disuguhi tiga minuman yaitu air garam, kopi pahit, dan kopi manis kepada setiap tamu yang datang. Menurut Eyang, suguhan ketiga minuman tersebut hanya sebuah filosofi. Air garam mewakili air laut yang tidak pernah habis, seperti rezeki yang tidak akan pernah habis.
Kopi pahit menggambarkan bahwa kehidupan pasti memiliki hambatan, sehingga perlu usaha dan kerja untuk menjadikan hidup bahagia. Dan yang terakhir, kopi manis berarti bahwa hidup juga ada senangnya, tidak selalu pahit. Hidup senang tersebut diartikan untuk bisa menyenangkan hati orang lain dan membantu orang lain semampu diri kita sendiri.
4. Awal Cerita
Subur yang merantau ke Jakarta pada tahun 1970-an untuk mencari kehidupan yang lebih baik, mengontrak rumah kecil di daerah Tanjung Duren, Jakarta; sekalian membuka usaha jahit pakaian. Hasil jahitan Subur yang bagus, membuat namanya semakin dikenal sebagai penjahit handal dan sejumlah pejabat dan artis juga menggunakan jasanya tersebut.
Pada tahun 1991, terjadi kebakaran hebat di daerah tempat tinggal Subur. Rumah mewah sebelah rumahnya terbakar habis, namun anehnya rumah Subur tidak terkena api sedikit pun. Sejak kejadian itu, nama Subur menjadi dikenal sebagai orang sakti dari Jombang.
5. Tidak Pernah Keluar Rumah
Menurut masyarakat sekitar, Eyang Subur yang memiliki delapan istri ini dikenal kurang bergaul dengan tetangga sekitarnya. Masyarakat sekitar dinilai jarag sekali melihat sosok dari Eyang Subur dan kedelapan istrinya tersebut.
Menurut masyarakat, hanya anak-anaknya saja yang terlihat keluar masuk, dan juga beberapa artis yang sering terlihat mengunjungi kediaman Eyang Subur tersebut.
Advertisement
5 Misteri Eyang Subur
|
Minggu, 11 Agustus 2013
0 komentar:
Posting Komentar