“Ini spesies hiu berjalan ketiga yang ditemukan di kawasan Indonesia timur dalam enam tahun terakhir, yang menjadi khasanah biodiversitas hiu dan ikan pari Indonesia,” ujar ahli hiu bernama Fahmi.
“Kita tahu bahwa enam dari sembilan spesies hiu berjalan diketemukan di perairan Indonesia, dan binatang ini paling disukai kalangan penyelam. Ini bisa membantu mendorong industri pariwisata laut,” tambahnya.
Hiu ini yang diidentifikasi sebagai epaulette shark (hiu epolet) atau Hemiscyllium halmahera, pertama kali tertangkap lensa kamera pada tahun 2008 dan secara resmi diidentifikasi sebagai spesies baru di jurnal Aqua, tulis wartawan UPI.COM, Sabtu (31/8).
Hiu berjalan seperti hiu epolet yang bercorak loreng bak pesawat tempur berjalan menggunakan siripnya menyusuri dasar laut ketika mencari makan. Totol-totol berwarna cokelat di kepalangan membedaka hiu epolet dari hiu pekerja lainnya.
Indonesia menjadi eksporter sirip hiu kering dan binatang lain seperti ikan pari, namun nilai ekonomi mahluk ini dalam keadaan hidup harga dagingnya cuma US$ 40 - $200, membuat pemerintah terdorong melindunginya.
“Kalau setahun silam Anda tanya nasib populasi hiu di Indonesia di masa depan, saya akan bilang: Omong kosong. Namun setahun ini perkembangannya menajubkan, “ kata Dr Mark Erdmann dari Conservation International di Blog-nya.
Advertisement
Ditemukan Hiu Berjalan di Laut Halmahera
|
Senin, 02 September 2013
0 komentar:
Posting Komentar