Tampilkan postingan dengan label glundungpringis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label glundungpringis. Tampilkan semua postingan

Jatuh Pingsan Setelah Menatap Hantu Glundungpringis

Namaku Afandi, saat ini aku sudah berusia 45 tahun. Waktu itu, sekitar 35 tahun yang lalu saat aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar, sore hari menjelang maghrib aku bersama 3 orang kawanku sedang bermain bola di sebuah tanah kosong di samping masjid.  Saat adzan maghrib dikumandangkan, permainan bola diakhiri.  Saat itulah kami bertemu hantu glundungpringis, kawanku yang bernama Yasin pingsan karena dialah yang memegang hantu glundungpringis itu dan menatapnya,  Berikut adalah cerita Jatuh Pingsan Setelah Menatap Hantu Glundungpringis itu.

Saat itu, sepulang sekolah sekitar jam setengah lima sore, kami berempat yaitu aku, Yasin, Umar dan Sodik bermain bola plastik di tanah kosong milik pak Haji Mustofa yang ada samping masjid sambil menunggu datangnya shalat maghrib.  Ya, kami hanya bisa bermain bola di tanah-tanah kosong, di kampung kami tidak ada lapangan bola.  


Selama permainan, tidak ada tanda-tanda keanehan apapun, hampir tiap sore kami bermain bola di samping masjid itu.  Saat itu sedang ada proyek pembangunan masjid sehingga di tanah kosong itu ada material bahan bangunan untuk pembangunan masjid, ada tumpukan batu bata dan gundukan pasir.  Tapi hal itu tidak menghalangi permainan kami.

Hari sudah sore, matahari sudah terbenam dan pengeras suara di masjid sudah mengumandangkan tarhim, berarti 10 menit lagi adzan maghrib dikumandangkan. Karena masih asyik, kami tidak segera mengakhiri permainan kami.

Saat adzan maghrib terdengar, aku menendang bola ke arah Yasin yang ada di dekat gundukan pasir.  Yasin tidak bisa menghadang bola tendanganku dan akhirnya bola melewati gundukan pasir itu.

“Sudah adzan Sin, ambil bolanya”, kataku kepada Yasin.

Yasinpun segera menyeberangi gundukan pasir itu untuk mengambil bola. Kami menunggu Yasin. Kami sangat kaget saat Yasin muncul dari balik gundukan pasir tidak membawa bola tetapi menenteng kepala orang.

“Sin, itu, itu, itu”, teriak Sodik sambil menunjuk ke kepala yang dibawa Yasin.

Mendengar teriakan Sodik, Yasin segera melihat dan memperhatijkan benda yang dibawanya, dan Yasin langsung  pingsan, dan hantu glundungpringis itu langusung menggelinidng kabur sambil tertawa “hi hi hi hi”.

“tolong, tolong”, kataku sambil lari menghampiri Yasin.  Beberapa orang yang mau shalat Jama’ah di masjid membantu kami membawa Yasin ke serambi masjid.

“ada apa?, kenapa Yasin tadi kok tiba-tiba pingsan?”, kata pak Soleh kepadaku.

Aku tidak bisa menjawab pertanyaan pak Soleh, mulutku seperti kaku.

“kamu ditanya diam saja, ini kenapa ?, ada apa?”, tanya pak Yasin kepada Sodik.

“Itu pak, anu”, kata Sodik gagap menjawab pak Soleh.

“anu anu, anu apaan?” kata pak Soleh, sementara pak Kahar telah berhasil membuat Yasin siuman.

“Tadi kamu kenapa Sin?” tanya pak Soleh kepada Yasin karena Yasin sudah siuman.

“Glundungpringis” kata Yasin lalu pingsan lagi.

Makin banyak bapak-bapak dan kawan-kawanku yang datang ke masjid, kami dikerubuti banyak orang, termasuk pak Sofyan, bapaknya Yasin. Pak Sofyan langsung mencoba menyadarkan Yasin dan Yasin sadar kembali.

“Sudah sana, ambil air wudlu dulu lalu shalat jama’ah, makanya kalau maghrib jangan main”, kata pak Sofyan kepada Yasin dan juga kepada kami.  Kami segera ambil air wudlu untuk ikut sholat jama’ah maghrib.

Usai shalat maghrib kami berempat tidak langsung pulang seperti biasanya, kami berempat hanya diam sambil duduk-duduk di serambi   Kami masih merasa ketakutan.

“Ayo pulang semua, makan lalu belajar. besok lagi mainnya”, kata pak Sofyan kepada kami, dan kamipun pulang bersama-sama karena rumah kami berdekatan.

Demikianlah cerita Jatuh Pingsan Setelah Menatap Hantu Glundungpringis ini, semoga dapat menghibur anda.



Bertemu Tiga Hantu di Kebun Durian



Hantu Gondoruwo
Bertemu Tiga Hantu di Kebun Durian. Cerita dunia mistik dan makhluk halus ternyata ada di mana-mana, di seantero jagad, apalagi di bumi nusantara tercinta ini.  Cerita Bertemu Tiga Hantu di Kebun Durian ini akan menyajikan sebuah cerita  yang dikirim oleh Subandi, pembaca setia cerita di Trenggalek Jawa Timur. Cerita ini diangkat dar sebuah perstiwa yang dialaminya lima belas tahun yang lalu bersama pamannya di kebun durian yang ada di sebuah desa di Trenggalek, Jawa Timur.  Menurut ceritanya, malam itu ia bersama pamannya sedang mencari durian di kebun, tapi bukannya durian yang mereka dapat melainkan hantu Glundungpringis.  Berikut ini adalah cerita yang berjudul “Bertemu Tiga Hantu di KebunDurian“.

Nama saya Subandi, umur 47 tahun berasal dari Trenggalek, Jawa Timur.  Kali ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman yang saya alami bersama paman saya bertemu hantu Glundungpringis dan hantu Gondoruwo di sebuah kebun durian lima belas tahun silam.

Waktu itu, karena sedang musim durian, selepas habis shalat Isya’, dengan masing-masing berbekal  sebuah lampu senter, saya dan paman saya pergi ke kebun yang tak jauh dari rumah kami untuk mencari durian matang pohon yang jatuh untuk kami jual di pasar esok paginya.  Ya, paman saya adalah salah seorang pedagang buah di salah satu pasar tradisional di daerah kami.

Setelah kami memasuki areal perkebunan, langsung saja masing-masing dari kami menyorotkan lampu senter yang kami bawa ke setiap bawah pohon durian dengan  harapan mendapatkan durian.
Saya  memang agak takut karena bukan hanya tempat yang cukup seram tapi juga pohon duriannya yang besar and menyeramkan. Saya bilang ke paman saya "peh uwite kok gedhe temen gek nggone medeni pisan" (wah, pohonnya besar amat, mana tempatnya menakutkan lagi), lalu paman saya menjawab "lah yo ndak lawong ki wis biasa ko'e" (ya tidak, ini kan sudah biasa kok).

Setelah itu paman saya mengambil satu benda bulat besar yang ada di bawah pohon durian angker itu, tapi saya heran karena buah durian itu besar sekali sementara durian lain yang saya lihat tidak sebesar itu. Saya bilang ke paman saya “durene kok gedhe temen, lha wong liyane cilik kok" (duriannya kok besar amat, lha yang lainnya kecil kok”.

Lalu saya perhatikan dengan seksama durian yang amat besar itu dengan menggunakan indera ke-enam yang aku pelajari, dan ternyata durian amat besar itu terlihat wujud aslinya.  Kemudian saya bilang ke paman saya “kuwi ndas glundung pak, ndang guwa'en” (itu hantu glundungpringis, lekas buang), lalu paman saya segera melempar benda bulat besar itu sambil lari terbirit-birit ke arah jalan. Setelah terlempar, Hantu Glundungpringis itu menyeringai dan tertawa “hihihi” sambil menggelinding ke dalam kegelapan.
Saya masih bertahan dalam kebun itu dan terus mencari buah durian matang pohon yang jatuh.  Tiba-tiba saya kaget karena ada yang menepuk bahu saya, sayapun menoleh ke belakang, ternyata ayah saya datang menyusul untuk mencari duran juga.

Setelah beberapa saat, kami (saya dan ayah saya) melhat sosok bayangan hitam pekat dan besar dan disampingnya ada bayangan merah. Ya, sosok hitam besar itu ternyata “hantu gondoruwo”, sementara yang disampingnya yang berwarna merah cerah adalah “hantu kemamang”.

Melihat ada hantu kemamang, kami sama-sama melempar  lampu senter yang kami bawa karena hantu kemamang  akan mengejar setiap benda berkilau atau benda bersinar. Lalu kami mengeluarkan jurus-jurus dan do’a-do’a yang telah kami pelajari sehingga “hantu gondoruwo” dan “hantu kemamang” itu pergi dan menghilang dalam kegelapan.  Setelah kedua hantu itu pergi, kami menemukan dan banyak durian matang pohon yang ada di tempat hantu gondoruwo dan hantu kemamang itu, semuanya ada duapuluh satu buah.  Kami ambil dan kami masukkan ke dalam karung dan kami kami bawa pulang untuk kami jual.
Demikianlah cerita pengalaman Bertemu Tiga Hantu di KebunDurian.  Semoga dapat menghibur anda.
 
Support :