Malam yang gelap dan sunyi. Hanya terdengar angin yang menabrak dedaunan dan juga suara para burung hantu yang sedang konser. Malam itu, ya malam yang tidak bisa dilupakan(mungkin) oleh bapak ini, kita sebut saja namanya Pak Edi (nama disamarkan karena saya tidak tahu nama aslinya).
Kira-kira pukul 11 malam WIB, atau jam 12 WITA, atau jam 01 WIT, Pak Edi pergi ke rumah temannya di kampung seberang untuk menghadiri acara sholawatan. Namun, beliau harus melewati jembatan penghubung antar desa yang terkenal angker karena sungai dibawahnya sudah tidak mengalir lagi (sungainya dibendung ) dan rumah temannya itu jaraknya tidak begitu jauh dari jembatan. Meskipun jembatan itu terkenal angker Pak Edi cuek saja dan membuang jauh-jauh rasa ketakutannya itu karena beliau pergi dengan niat dan tujuan yang baik.
Setelah mempersiapkan sepeda ontel kesayangannya, Pak Edi berangkat dengan senang hati dan tidak lupa sebelumnya sudah membaca doa bepergian. Pak Edi melewati jalanan di desanya dengan biasa-biasa saja. Namun saat beliau akan melewati jembatan itu, perasaan Pak Edi tidak enak, dan bulu kuduknya merinding. Semakin dekat dengan jembatan itu, Pak Edi semakin merasa tidak enak dan merinding.
Hingga saat melewati jembatan tersebut, Pak Edi mengayuh sepedanya lebih kencang, dengan kepala menunduk karena saking paniknya. Tapi, ada yang aneh sob. Meskipun Pak Edi mengayuh sepedanya dengan kencang, sepeda beliau tidak bergerak sama sekali. Kemudian beliau melihat ke depan, dan astaga!!! Kalian tahu apa yang Pak Edi lihat??
Pak Edi dihadang oleh seseorang yang berkulit hitam (atau mungkin berbulu hitam), bertubuh besar bahkan tinggi lututnya saja sama dengan tinggi badan Pak Edi, bermata merah menyala, dan tidak lupa taringnya yang runcing dan tajam dimana jika diadu dengan pisau dapur kalian mungkin pisau kalian akan patah (hayoo siapa yang berani…). Soalnya, taringnya itu loohh… kagak tahan ciiinn… giginya Kisame mah,, kalah jauh.. apalagi bila dibandingin ama gigi elu-elu semua, yang ada mah gigi loe yang lepas sendiri lari-lari ketakutan..hehehe pissss.
Oke..oke..balik lagi ke cerita.
Pak Edi yang menyaksikan pemandangan “indah” itu tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Dia ambil hap pintarnya untuk memfoto ntu MG buat koleksi.” Hussss! Ngapain kamu dek! Ini cerita aku! Sana loe buat sendiri!” adik gue mewek & kembali memainkan pes 11 nya yang tak kunjung selesai.
Pak Edi yang menyaksikan pemandangan” indah” itu tubuhnya langsung kaku, seperti terkena jutsu bayangannya Sikamaru. Beliau mau lari tapi tidak bisa, baca doa yang sudah sangat dia hapal malah gak selesai-selesai. Tiba-tiba Pak Edi reflek lari ninggalin sepedanya melewati celah kedua kakinya MG. Beliau lari cepat sekali tanpa memedulikan sepedanya (kalo diadu sama Usain Bolt,……ya tetap kalah lah). Akhirnya Pak Edi sampai juga di depan rumah temannya. Nah disini nih, Pak Edi sadar kalau dia itu habis ditampakin MG dan lari, tapi, apa kalian tahu apa yang lebih aneh? Ternyata beliau sampai didepan rumah temannya sambil menuntun sepedanya!! Pak Edi hanya geleng-geleng kepala, padahal tadi merasa tidak membawa sepedanya sambil berlari. Tetapi beliau besyukur karena sepedanya tidak ketinggalan, kan repot jika harus berurusan dengan MG itu lagi!
Ternyata Pak Edi disambut para warga dengan wajah yang panik dan juga pertanyaan-pertanyaan yang memang perlu ditanyakan, karena mereka melihat wajah Pak Edi pucat sekali dan tubuhnya sangat lemas. Pak Edi terduduk lemas di dalam rumah temannya dan kemudian menceritakan semua peristiwa yang dialami dari awal hingga akhir kepada semua orang hingga aku mendengarnya.
Ok mungkin segitu dulu ya, karena aku gak dikasih tahu temanku endingnya gimana atau mungkin aku yang lupa.
Advertisement
Diganggu Penunggu Jembatan
|
Selasa, 14 Mei 2013
0 komentar:
Posting Komentar