Namaku Supriyono. Waktu itu, sekitar sepuluh tahun yang lalu, aku dan dua orang kawanku, Yudha dan Eko sedang berwisata ke Lawang Sewu, sebuah gedung tua bersejarah di kota Semarang. Di sana, setelah kami mencari juru kuncinya, kami meminta ijin untuk masuk. Setelah diberi ijin, kami diantarkan memasuki gedung tua bersejarah itu. Saay masuk di pintu gerbang yang besar kami diberi beberapa nasehat serta pantangan. Berikut adalah Cerita Bertemu Hantu Pocong di Gedung Lawang Sewu Semarang.
Saat kami melewati lorong, tiba-tiba aku merasa merinding, seakan ada yang mengikutiku dari belakang. Akupun menoleh ke belakang, dan ternyata benar, sosok hantu wanita mengikutiku. Akupun kembali meneruskan berjalan di lorong itu. Pandanganku menyasar ke sekeliling, ternyata ada satu tangan besar hitam berbulu lebat menutupi jendela. Ya, itu tangan hantu gondoruwo. Tapi aku diam saja, aku tidak berkomentar karena sesuai pesan juru kunci bahwa kami tidak boleh berisik dan tidak boleh berkomentar di dalam gedung ini.
Perjalanan kami lanjutkan ke loteng atau ruang atas. Nuansa mistis gedung ini kian terasa. Kami bertiga saling terdiam. Kami melihat hantu pocong dengan muka hancur tak karuan. Kami segera turun, dan perjalanan kami lanjutkan ke ruang tengah. Setelah kami memasuki ruangan, aku melihat sebuah bayangan berkelebat menembus tembok,
Perjalanan kami lanjutkan ke ruang bawah tanah atau 'bungker', namun menurutku ruangan ini sebenarnya ini bukanlah bungker tetapi melainkan tempat penyimpanan atau persediaan air bersih pada jaman Belanda. Maka tak heran jika sampai saat ini bangunan Lawang Sewu tersebut terus tergenang air dan harus di pompa keluar agar air tidak membanjiri objek wisata utama di Lawang Sewu tersebut.
Saat pertama turun ke ruang bawah tanah tersebut, nuansa mistik sudah sangat terasa. Ruang tersebut pengap dan terdapat beberapa lampu temaram yg masih terlihat baru. Konon, lampu-lampu temaram ini dipasang karena banyaknya orang yang kesurupan di tempat ini.
Saat memasuki ruangan ini, aku mendengar seperti ada suara banyak orang, tetapi tidak jelas orang banyak itu bicara apa. Pada saat kejadian ini, hanya aku yang mendengar, dua kawanku tak mendengar. Lalu kita semua bersama pemandunya segera naik ke atas dan meninggalkan ruang bawah tanah tersebut.
Lawang Sewu merupakan salah satu gedung bersejarah di Semarang, Jawa Tengah yang Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak meskipun pada kenyataannya jumlah pintunya tidak meencapai seribu. Bangunan kuno yang terletak di Semarang Jawa Tengah ini, ternyata memiliki cerita misteri yang sangat menyeramkan. Pasalnya, banyak masyarakat yang melihat penampakan-penampakan di lawang sewu semarang seperti hantu pocong, kuntilanak serta berbagai hantu lainnya. Lawang Sewu terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.
Bangunan utama Lawang Sewu berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap membentang ke bagian kanan dan kiri bagian. Jika pengunjung memasukkan bangunan utama, mereka akan menemukan tangga besar ke lantai dua. Di antara tangga ada kaca besar menunjukkan gambar dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas. Semua struktur bangunan, pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur Belanda.
Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, Lawang Sewu merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) yaitu pusat perusahaan kereta api (trem). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag.
Terimakasih telah membaca Cerita Bertemu Hantu Pocong di Gedung Lawang Sewu Semarang ini, semoga dapat menghibur anda
Saat kami melewati lorong, tiba-tiba aku merasa merinding, seakan ada yang mengikutiku dari belakang. Akupun menoleh ke belakang, dan ternyata benar, sosok hantu wanita mengikutiku. Akupun kembali meneruskan berjalan di lorong itu. Pandanganku menyasar ke sekeliling, ternyata ada satu tangan besar hitam berbulu lebat menutupi jendela. Ya, itu tangan hantu gondoruwo. Tapi aku diam saja, aku tidak berkomentar karena sesuai pesan juru kunci bahwa kami tidak boleh berisik dan tidak boleh berkomentar di dalam gedung ini.
Perjalanan kami lanjutkan ke loteng atau ruang atas. Nuansa mistis gedung ini kian terasa. Kami bertiga saling terdiam. Kami melihat hantu pocong dengan muka hancur tak karuan. Kami segera turun, dan perjalanan kami lanjutkan ke ruang tengah. Setelah kami memasuki ruangan, aku melihat sebuah bayangan berkelebat menembus tembok,
Perjalanan kami lanjutkan ke ruang bawah tanah atau 'bungker', namun menurutku ruangan ini sebenarnya ini bukanlah bungker tetapi melainkan tempat penyimpanan atau persediaan air bersih pada jaman Belanda. Maka tak heran jika sampai saat ini bangunan Lawang Sewu tersebut terus tergenang air dan harus di pompa keluar agar air tidak membanjiri objek wisata utama di Lawang Sewu tersebut.
Saat pertama turun ke ruang bawah tanah tersebut, nuansa mistik sudah sangat terasa. Ruang tersebut pengap dan terdapat beberapa lampu temaram yg masih terlihat baru. Konon, lampu-lampu temaram ini dipasang karena banyaknya orang yang kesurupan di tempat ini.
Saat memasuki ruangan ini, aku mendengar seperti ada suara banyak orang, tetapi tidak jelas orang banyak itu bicara apa. Pada saat kejadian ini, hanya aku yang mendengar, dua kawanku tak mendengar. Lalu kita semua bersama pemandunya segera naik ke atas dan meninggalkan ruang bawah tanah tersebut.
Lawang Sewu merupakan salah satu gedung bersejarah di Semarang, Jawa Tengah yang Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak meskipun pada kenyataannya jumlah pintunya tidak meencapai seribu. Bangunan kuno yang terletak di Semarang Jawa Tengah ini, ternyata memiliki cerita misteri yang sangat menyeramkan. Pasalnya, banyak masyarakat yang melihat penampakan-penampakan di lawang sewu semarang seperti hantu pocong, kuntilanak serta berbagai hantu lainnya. Lawang Sewu terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.
Bangunan utama Lawang Sewu berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap membentang ke bagian kanan dan kiri bagian. Jika pengunjung memasukkan bangunan utama, mereka akan menemukan tangga besar ke lantai dua. Di antara tangga ada kaca besar menunjukkan gambar dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas. Semua struktur bangunan, pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur Belanda.
Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, Lawang Sewu merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) yaitu pusat perusahaan kereta api (trem). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag.
Terimakasih telah membaca Cerita Bertemu Hantu Pocong di Gedung Lawang Sewu Semarang ini, semoga dapat menghibur anda