Tampilkan postingan dengan label pengalaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pengalaman. Tampilkan semua postingan

Gangguan-Gangguan di Asrama Putri


Hai, saya Rhien. Ini pertama kalinya lho saya berbagi cerita di sini. Saya ingin berbagi cerita dengan teman-teman, sebuah cerita yang sederhana tapi sempat membuat saya sedikit merasa tertekan juga. Cerita ini berawal pada bulan Juli 2012. Saat itu saya tengah mencari pekerjaan part time disela-sela waktu kuliah saya, maklum sebagai mahasiswa tingkat akhir aktivitas akademik saya hanya mengerjakan skripsi dan alhamdulillah akhirnya saya mendapat pekerjaan sebagai wali asuh disebuah asrama sekolah di daerah Bandung. Jam kerja di asrama tersebut dimulai dari jam tiga sore sampai dengan keesokan pagi, dan setiap wali asuh harus tinggal di asrama tersebut.

Asrama itu adalah asrama putri. Ketika itu ada empat orang wali asuh di sana dan beberapa pengurus asrama. Di asrama itu ada sembilan bangunan yang letaknya saling terpisah satu sama lain, dan kamar wali asuh berada di bangunan ke lima (dalam hitungan posisi yang saya buat). Asrama itu memiliki halaman yang cukup luas, suasana di sana sangat sunyi sekali. Jangankan malam hari, pagi dan siang hari pun benar-benar sepi. Selama saya bekerja di sana, jarang sekali saya melihat warga sekitar yang berlalu lalang. Rumah-rumah yang ada di sekitar asrama memiliki pagar yang tinggi, sehingga agak sulit untuk melihat rumah tetangga.

Saya sempat mendengar bahwa asrama putri tersebut sebetulnya adalah sebuah villa keluarga. Villa tersebut dijual oleh pemiliknya kepada pemilik yang sekarang. Pada awalnya saya tidak menemukan hal-hal yang aneh di sana, meski jujur hati saya sebetulnya sangat tidak nyaman tinggal di tempat seperti itu. Tempat yang agak sulit akses transportasi, tidak ada angkot, hanya ada ojeg, itupun harus berjalan cukup jauh untuk menemukan ojeg itu. Kejadian-kejadian aneh mulai terjadi ketika menjelang pertengahan bulan Ramadhan  (Agustus 2012). Entah kenapa diantara keempat wali asuh yang ada di sana, saya adalah wali asuh yang mendadak sulit tidur. Udara di sana sebetulnya sangat dingin, terlebih jika malam tiba. Akan tetapi setiap waktu tidur tiba, badan saya justru sering kali berkeringat.

Keempat wali asuh tidur dalam satu kamar. Entah pada malam keberapa ketika saya mencoba untuk memejamkan mata, tiba-tiba saya terhenyak, saya mendengar suara orang bercakap-cakap di depan kamar wali asuh, percakapan dalam bahasa yang saya sendiri tidak mengerti bahasa apa itu. Percakapan itu terdengar jelas sekali. Awalnya saya berpikir mungkin itu hanya halusinasi pendengaran saya saja, akan tetapi semakin saya dengarkan suara itu semakin jelas dan beberapa menit kemudian menghilang.

Saya terbangun, sementara ketiga rekan saya masih tertidur lelap. Saya lihat jam di HP, waktu itu jam menunjukkan sekitar pukul 01.15 WIB dini hari. Saya berbaring kembali dan ketika saya mencoba tidur, kali ini saya mendengar suara pintu berderit, lalu suara seperti orang yang tengah memukul-mukulkan palu. Suasana di asrama benar-benar hening, dan suara-suara itu begitu jelas terdengar. Belum lagi lolongan anjing dari bukit di belakang asrama yang banyak ditumbuhi rumpun-rumpun bambu dan semak-semak. Akhirnya hingga subuh tiba saya tidak bisa tidur.

Saya berusaha diam, tidak menceritakan apapun kepada rekan-rekan saya. Apalagi kepada anak-anak di asrama. Tapi malam demi malam saya lalui selalu dengan kondisi seperti itu. Suara jeritan perempuan, ketukan di jendela kamar, hingga suara benda yang jatuh begitu mengganggu malam-malam saya.

Ternyata tidak saya saja yang mulai terganggu dengan hal-hal aneh itu. Rekan saya pun mulai merasakannya. Pada suatu malam, tepat jam 00.30, entah ada apa tiba-tiba sebuah benturan keras terdengar dari depan jendela kamar kami. Saya dan rekan saya terbangun, rekan saya nampak terkejut, wajahnya pucat pasi. Saya berusaha menenangkan, akhirnya saya memilih untuk tetap terjaga dan membaca Al-Qur’an. Suara benturan sebanyak tiga kali terdengar, dilanjutkan lagi oleh suara gemericik air dan derit pintu. Padahal kamar mandi berada di luar, cukup jauh dari kamar kami, kamar mandi itu ada di bangunan keempat, tepat di seberang bangunan dimana kamar kami berada.

Keesokan harinya seorang penghuni asrama kerasukan. Sore harinya teman sekamarnya juga ikut kerasukan. Pihak asrama memanggil ustadz dan berdasarkan keterangan dari anak yang kerasukan itu, dia sering kali melihat harimau berwajah manusia berkeliaran di halaman asrama. Dia juga sempat melihat ada bayangan hitam besar yang duduk di ruang TV (ruang TV ini sebetulnya bukan sebuah ruangan, tapi balkon asrama di lantai satu) dan pada malam itu, istri dari petugas bersih-bersih asrama pun ikut kerasukan selepas pulang dari ruang laundry, jam 01.00 malam.

Saya mencoba mencari tahu tentang asrama itu, dan ketika saya bertanya kepada juru masak yang ada di asrama, beliau bercerita bahwa sebelum menjadi asrama, tempat itu memang adalah sebuah villa. Akan tetapi villa itu dijual karena salah satu penghuninya, seorang perempuan bunuh diri dengan menggantung diri di ruangan depan yang berada di bangunan ke dua. Setelah peristiwa itu, villa ini dijual kemudian dibeli oleh pemilik villa yang sekarang.

Masih menurut juru masak di asrama, beliau bercerita bahwa di pohon yang memiliki buah kuning kecil (entah itu pohon apa, pohon itu ada di luar pagar asrama bagian belakang), sering kali ada sosok perempuan yang duduk, dan tepat di dekat pohon itu, ada pohon durian dan di sana pun sering kali ada seorang kakek bersorban putih, berjanggut panjang menampakkan diri bahkan ikut sholat di mushola asrama. Lalu, di atas atap ruang laundry pun sering kali ada sosok besar hitam duduk dengan manisnya hampir setiap malam.

Kepala asrama pun sempat mendengarkan suara orang batuk-batuk semalaman di mushola yang menempel tepat dengan rumah tinggal beliau, bahkan satpam asrama yang berjaga full 24 jam selama musim libur lebaran tiba, diikuti oleh sosok perempuan berambut panjang tergerai ke arah dapur.

Saya baru tahu cerita tersebut setelah hampir dua bulan bekerja di sana. Kejadian aneh pun satu per satu terjadi. Anak yang kerasukan hingga meraung-raung dan mencakar-cakar begitu mengganggu ketenangan di asrama, dan selepas lebaran, anak itu memutuskan untuk berhenti sekolah dan berasrama di sana. Ia memilih untuk kembali ke daerahnya di Kalimantan. Kejadian-kejadian yang mengganggu itupun baru menghilang setelah rekan saya membeli garam bukit. Garam bukit itu adalah butiran garam yang memang berfungsi untuk menangkal gangguan-gangguan dari makhluk-makhluk halus. Entah apa kabarnya kondisi asrama hari ini. September lalu saya memutuskan untuk berhenti bekerja di sana, fokus menyelesaikan penelitian skripsi saya dan kini, setidaknya saya sudah bisa tidur dengan nyenyak tanpa gangguan apapun.

Anak Kecil di Toilet Kantorku


Halooo Kismis mania balik lagi dengan tyo di sini,,kali ini gw mau ceritaain kejadian baru semalem dan masih anget heheheeh,,tapi ini yg ngalamin bukan gw tetapi cew gw di kantornye yang pernah baca tulisan gw yang ” akibat lebur” pasti tahu gimana seremnya kantor cew gw,,oke langsung aje ke kantor??? ohh upps ke ceritamaksudnya..
Oke di sini gw cerita mengantikan posisi sebagai cew gw waktu semalem ,,
Jam menunjkan pukul 19.00 wib , di ruanga kantor gw cuma ada 2 -3 orang yg masih terlihat masih berkerja ,,kerjan gw sudah hampir selesai hanya beberapa yg masih salah jadi gw print ulang dan tiba2 cow gw sms ” pulang jam brapa? hun” gw bales nanti sedidit lagi,,meja kantor gw sedikit berantakan di saat meraikan meja tiba2 dring tllp berbunyi kringgg!!…kringg!!! ” haloo jawab ku mau makan apa ry? ( tanya security di kantor gw ,karna jika lewat jam 7 malam dapat jatah makan,,,gw jawab nasi goreng aja pak,,ok jawab security ..gw tutup telp dan kembali membereskan pekerjaan dan meja gw…jam menunjukan 19.10 tiba=tiba bulu kudu gw merinding ngga tahu kenapa ,,oiya sekedar infon meja gw itu posisinya deket pintu masuk toilet dan pantry,,back story…gw pun membuang kertas hasil kerjaan yg salah sambil menyobek menjadi kecil dan ada pula yang gw lecek-lecek  tiba-tiba  JJREENGG!!!…sekelebat anak kecil masuk ke toilet dengan dasater putih sangat jelas,,gw cuma terdiam berharap ada security yang ke ruanganya atau sekedar lewat,,tapi yaa tuhan suasana semakin hening karna posisi ruang gw  palig belakang dan mojok ,,,jalan satu2nya gw cuma nunduk untuk menghalangin pandangan mata gw ke toilet,,,biar menghilangkan rasa takut gw buka FB dan chat sama teman dan tiba2  bulu kudu gw berdiri hebat   gw  juga nga tahu kenapa perasaan ada sesuatu di belakang gw dengan tampilan layar computer  gw coba lihat dari pantulan layar oh my god tuh anak kecil ada di belakang gw sambil mangguk2 palanye mukanye setengah terlihat karna di halangi rambutnya dengan cepat gw ganti tampilan layar computer gw dengan warna putih agar nga ada pantulan bayangan lagi,,,slama-lama semakin dingin asmping kiri gw tuh anak maju hingga tepat di samping gw dengan samar2 gw coba melirik ASTAGA!!!.. tuh anak melotot tepat di samping kuping gw ,,,dengan muka hitam mata putih dan rambutnya tergerai-gerai ketiup angin uda RA ac…pengen banget rasanye teriak tapi serasa kaku bgt mulut tuk biacara,,,gw baca2 sebisa gue sambil meraih kusor di komputer buat nyalahin winamp dng volume full tapi berat banget tangan kala itu,,,sampai akhirnya makanan dateng tapi bukan satpam yang  ngater melainkan temen kerja gw sebut aja bang ali,,”ry ni nasi lu..syukur abang dateng klo nga gw uda di makan tuh setan kali” dengan muka bingung bang ali bertanya mang lo lihat di mana ?  terus gw bilang tuh di tempat abang diri” alaah busett!! kata dia yang bener lo barusan di sini tapi pas abang dateng hilang,,,,” ya uda gw temenin lo makan”….sambil makan bang ali menceritakan berbagai kejadian mistis dari yg pernah dia alamin sampai security yang berjaga,,yang gw tangkep cuma 1 cerita dari bang ali di mana waktu itu malem jumat keliwon ada security sebut aje asep..nahh si asep ini emang dari siang buang2 air terus pas jam 11 maelm dia pamit ama temen satu shiftnya  pas di pintu toilet dia lihat bapak2 masuk dia pikir bapak iwan orang lapangan yang belum pulang,,pas dia masuk baru buka pintu JRENGGG  ada sosok tinggi perutnya gendut  dengan mata melotot hampir keluar seketika asep pun pingsan dan di temukan oleh temen 1 sihft nya 1 jam  kemudian,,,sehabis makan bang ali pun kedepan dan gw buru2 mebereskan meja tiba2 kran weatafel berbunyi di toilet tetapi gw tidak  takut karna gw pikir itu security kali abis makan cuci tangan lewat pintu belakang yg berhubungan dengan toilet,,dan gw pun kebetulan kebelet pipis,,pas di depan pintu toilet dengan bayang yanga ada gw lihat ke toilet cow itu ada security  lagi gendong anak kecil yang tadi dan si anak itu nengok ke gw perlahan2 astaga!!! karna pintu toilet itu pakai kaca buram jadi bisa terlihat tembus dikit,,,astaga gw  lari  secepetnya ke depan,,,sampe di depan ada bang ali yang tadi terus dia bilang gini kenape ry? ” ketemu lagi lo? gw bilang au ahh!! sambil absen pulang ,,,dan keluar pintu uda ada cow gw lagi nunggu..

Pengalaman Mengerikan Didalam Kereta Api


Apa kabar para sobat tercicinta.Archrutz atau alif mau share Cerita nih.Oh iYa terimaksih mbak Cristy yang sudah mengkritik tulisan tulisan saya sehingga Aku dapat mengintropeksi dalam penulisanya.Ah kelamaan ya basa basinya Ok langsung aja Lanjut terus.
Pada hari Minggu aku Mau pulang dari rumah paman ku yang berada di Cilacap dekat dengan Pltu.Sekitar Pukul 19:30 aku diantar menuju ke stasiun Cilacap.Setelah itu akupun ditinggal oleh sang paman di stasiun (maklumlah udah besar).Di stasiun ku termenung tanpa ada Kenalan.Saat sedang termenung ada seorang bapak bapak menyapa ku.Gini nih percakapanya :
B:Mas,mau kemana ya?
A:Mau ke Stasiun Purwokerto Pak
B:Kalo begitu sama ya mas.
Setelah sekian lama menunggu aku jadi bete karena sudah jam 09 malam.Tetap Kerta yang kutunggu tunggu keretanya belum dateng dateng.Para penumpang banyak yang sudah naik kereta dan ada yang pulang karena capek menunggu Kereta Api Logawa atau apalah.Aku juga capek menunggu kereta api Logawa yang belum saja datang.Kini hanya aku berdua saja yang menunggu Kereta api.Karena di stasiun itu Hanya dilweati kereta Ekonomi saja Otomatis itu Stasiun yang teramat kecil.Ku suntuk menunggu kereta sama halnya juga dengan bapak tadi.Pada Pukul 10 Kereta itupun datang.Tetapi Kereta ini kok Lokomotifnya berbentuk seperti kereta Jadul yang masih berbahan bakar kayyu dibakar.Lalu sang kondektur dengan badan yang tegak itu mempersilahkan aku tuk masuk.Anehnya di dalam Kereta itu kagak ada Lampunya hanya bersumber pada lampu lampu stasiun aku bisa melihat.Ku perhatikan Orang orangnya Kok pada diem semua dan mukanya pada pucat.Tapi aku Positif Thunking dulu lah.Lalu sebuah Bungkus rokok Jatuh dari kantong bapak bapak itu. Saat ku menepuk pundaknya koko tembus.Dan disinilah Kisah Hororny.LALU semua orang yang mukanya pada ganteng ganten dan rapi rapi kini berubah menjadi sosok yang sangat menakutkan.Ku Tatap Jendela dan disana ada Makhlu tinggi besar Otomatis aku kabur tapi Kagak berani lompat karena kereta sedang dalam keadaan cepat.Aku hanya pindah gerbong. Sja dan disitu lebih mengerikan distu ada POCONG………..Dan akhirnya semaputlah aku. Ketika aku Bangun Masih Tetap dalam kereta tetapi Hari sudah pagi.Dan kereta itu sudah ada di gudang Kereta Api. Mungkin karena sudah tidak terpakai.saat ku turun ku ditanya oleh petugas stasiun.Begini nih :
P:mas,GEMBEL ya?
A:Tampang begini loe anggap gembel wah songong lu!
P:terus mas ngapain tidur di gerbong kerta api itu!
A: aku tuh semalem naik kereta ini.
P:apa dari Dulu kan kereta ini sudah tidak dipakai.Nah lo tambah bingung aku.lalu aku bergegas pulang untu pulang kerumah bertemu dengan ortu tersayang.
Sekian ceritaku.kalo ingi tau profil fb ku nih alifoktafianto@yahoo.co.id
maap bukan promosi.Kalo ada tutur kata yang kurang mengenakan mohon dimaafkan

Bertemu Pocong Bungkuk


Kisah yang satu ini mudah mudahan bisa di ambil hikmah nya sob, gara gara keranjingan judi jangkrik , penulis pernah kena apes sob, selain tanpa di sadari duit ludes, sumpah ga berkah, apalagi jadi kaya raya beuuh,,, yang ada dosa mah iyah, mudah mudahan pembaca yang budiman tidak mengalami hal yang serupa dengan kisah yang akan penulis sampaikan disini

Begini cerita nya,
Ga tau kapan awal nya aku jadi keranjingan judi jangkrik, tahu kan jangkrik sejenis serangga yang suka di simpan di bumbung bambu dan kalau bunyi bikin kuping jadi penging karena suaranya yang berisik.

Nah aku dulu saking hoby nya nih dengan yang namanya taruhan judi jangkrik biar harga cukup mahal pun kadang aku beli serangga satu ini, kalau sekiranya aku taksir bakal menang di arena aduan, selain seru adrenalin pun ikut terpacu apabila menyaksikan si binatang ini bertarung dan tak jarang bahkan mereka bertarung hingga mati, apalagi jika si empunya yang punya jangkrik menang .. beuh seneng nya gak ketulungan serasa gak ada lawan, juga bikin kantong jadi tebal karena menang taruhan.

Pada suatu hari,  kawanku sesama penggemar adu jangkrik punya ide, kata dia dari pada kita beli mahal mahal, mendingan kita cari aja sendiri ga susah ko, malahan kata dia lagi, dia tau tempat di mana lokasi hunting jangkrik jangkrik yang super, akhir nya aku pun tergiur ajakan kawan ku yang satu ini.

Singkat cerita pada suatu malam kami berempat memuluskan rencana untuk mencari jangkrik ini, setelah berkumpul dan menyiapkan segala keperluan di lapangan seperti lampu senter untuk penerang, pisau belati, sekantung tas dengan bambu kletek untuk menyimpan hasil tangkapan dan tak lupa menu wajib termos kecil berisi cairan  kopi panas dan beberapa bungkus rokok, kawan ku yang cukup berpengalaman di bidang ini  juga tak lupa berpesan, agar nanti di lapangan jangan sampai mati rokok, artinya selama berburu bara api rokok harus tetap menyala menurut nya syarat aja agar mahluk halus tidak mengganggu apabila melihat bara api rokok tersebut, entah benar atau tidak kami pun pukul 22.00 malam, berangkat dengan mantap ke lokasi yang di tuju.

Tidak sampai 20 menit kami tiba kelokasi , setelah menitipkan kendaraan ke rumah penduduk terdekat, mulailah kami  melakukan perburuan ini, setelah memasuki areal lokasi, sebuah areal tanah lapang yang sangat luas terbentang sejauh mata memandang namun, malam itu,walau pun kami berada di tengah tengah tanah lapang  tanpa kami harus terus menerus menyalakan lampu senter jalan setapak atau pun beberapa pematang sawah kering terlihat cukup jelas karena malam itu sinar bulan cukup terang.

Entah sudah berapa jauh kami berjalan kala itu, se ingat ku ketika itu kita berada di sebuah sepetak sawah kering, Cuma ada yg aneh nih sob masa di tengah sepetak sawah itu ada sebuah pohon berdiri tegak dengan gundukan tanah berbentuk melingkar menurut kawan ku, itu kalau kata orang serang sih di sebut nya gegumuk soal kenapa di biarkan gak di tebang aku sendiri gak tau kenapa.
Tapi kala itu aku tak begitu menghiraukan soal keberadaan pohon itu, karena suara binatang jangkrik yang sedari tadi kami cari, di tempat itu terdengar banyak sekali berkerik saling bersahutan, seakan seperti menemukan harta karun, satu persatu jangkrik berhasil kami tangkap, tak berselang berapa lama, sudah lebih dari lima belas ekor berhasil kami tangkap.

Ketika kami ber empat dalam posisi jongkok dan saling berhadapan kawan ku bilang gini ke aku sob, ry kamu jangan jangan liat ke samping kamu ya, sialan ga coba dia bilang gitu, yaa otomatis aku jadi pengen nengok… wuiiih sob serem nya minta ampun pas aku tengok, mana terang bulan kagak pake senter senter lagi itu pocong membungkuk jelas banget Cuma di kaya ga bisa berdiri tegak sob, melainkan seperti kaya angka 7 atau kalau orang solat mah lagi posisi ruku melayang tapi diam membungkuk sekitar 3 meteran di samping aku, itu kain kafan nya sob serem banget, kain putih nya kumal kecoklat coklatan,

Kala itu dua kawan ku yang lain belum menyadari kalau kita kedatangan tamu, karena mereka berdua sedang asyik mengorek ngorek lubang jangkrik, berhubung kita ber empat jadi aku diam aja setelah di kasih tau kawan ku itu, kawan ku yang dua lagi pun aku kasih tau soal kehadiran mahluk itu,hampir saja salah satu kawan ku ada yang mau kabur kalau gak keburu aku tarik baju nya,  masalah nya kalau lari satu , bisa bisa semua ikutan lari kalau udah gitu , malah bisa repot pastinya , yang ada nanti panik juga bisa saling terpisah malah jadi celaka sendiri, akhir nya kita ber empat berpura pura tidak melihat mahluk itu tadi, kami pun terus melakukan pencarian di petak sawah itu cukup aneh memang se akan akan makin larut makin banyak aja jangkrik nya seperti ngga habis habis.
saat kami meneruskan pencarian sesekali aku melirik keberadaan itu pocong bungkuk.

ada yang aneh tapi juga lucu sob, kenapa begitu,  mahluk itu memang ga beranjak pergi tapi juga ga menghampiri kita , pocong bungkuk itu tetap saja dengan posisi ada di samping kiri kita tapi kalau kita berjalan kearah depan dia ikut bergeser melayang kedepan kalau kita mundur lagi kebelakang dia juga ikut bergeser kea rah belakang,  jadi malam itu dia tetap sejajar dengan posisi kita kala itu,  satu aja yang bikin kita untung kalau kita menjauh dia ga maju apalagi menghampiri , waduuh kalau sampai menghampiri kaya nya jadi juga kita kabur kocar kacir.  seakan akan mahluk itu menjaga jarak.

pertama kali berburu kita dapet banyak  banget malam itu kira kir ada lebih dari 40 ekor, setelah terasa cukup karena bubu kletek juga udah terisi penuh semua, akhir nya kita memutus kan pulang, namun kawan ku yang satu ini yang pertama liat mahluk itu agak brengsek, dia memaksa menyortir hasil tangkapan di tempat itu juga, udah tau ada begituan pikir ku kenapa ga nanti aja di rumah, akhir nya aku yang mengalah dia sortir sendiri hasil tangkapan dan akhir nya tanpa basa basi lagi karena walau pun jarak udah cukup jauh sekitar lebih dari 10 meter namun itu pocong bungkuk masih tetap ada terlihat walau samar samar

setibanya kita di rumah sambil melihat hasil tangkapan aku cukup kecewa juga masa ga kurang Cuma 10 ekor aja yang disisain dari hasil nangkap barusan, yang lain nya dia buang lagi di tempat lokasi tadi, tapi ya sudahlah pikir ku yang sepuluh ekor ini pun memang betul betul super dan besar besar  dari bentuk kepala dan perut terlebih taring  dan kaki nya bagus.

Singkat cerita ke sepuluh jangkrik hasil sortiran itu setelah 1 minggu kita rawat, akhir nya siap di turun kan ke arena, mungkin disini akan terasa lebay sob karena memang betul betul luar biasa ini jangkrik hasil tangkapan ga sia sia biar kata di mandorin pocong bungkuk dapetin nya, hampir dari 1 ekor nya bisa memenangkan pertarungan sampai 3 x berturut turut  kala itu di arena taruhan jangkrik, kita ber empat kebanjiran duit menang taruhan.

Tapi di sini ada yang bikin aku kapok ga mau lagi lagi hunting jangkrik sob, ternyata perjumpaan ku dengan pocong bungkuk tersebut ga berakhir sampai malam itu, Pada suatu malam ketika aku sedang tidur tiba tiba aku mendengar seperti suara krrrrrkkkk… krrrrrrrrkkk… seperti suara jangkrik yang udah tua karena suara jangkrik yang udah tua suaranya udah gak nyaring tapi bantat begitu, karena sayap nya biasanya  udah rusak atau sobek awal nya aku gak peduliin, tapi lama lama kepikiran ko suara jangkrik ku begitu?? Perasaan aku gak punya jangkrik yang sayap nya udah rusak

Aku biasa taruh jangkrik jangkriku itu di depan teras sudut rumah, gak aku taruh di dalam karena kalau ku taruh di dalam, dulu juga pernah di semprot baigon obat serangga ama bokap, karena berisik.. malam itu aku terus dengerin asal suara tadi setelah ku terka terka rupanya itu suara memang ada berbarengan dengan suara suara jangkriku di luar, tadinya malam itu aku mau tengok keluar takut nya di mainin kucing atau apa gitu, namun sebelum aku buka pintu aku tengok keluar dari jendela tapi apa yang aku lihat soooob,,, sampe meringding aku, ternyata di situ ada si pocong bungkuk yang waktu itu aku liat di lokasi aku ambil jangkrik jangkrik itu, buuueeah hampir aja aku pingsan saking kaget nya muka nya itu sob melotoot bertepatan pas aku bubuka jendela. Amit amit … langsung aku kabur sampe nabrak kursi ruang tamu ngibrit langsung masuk ke kamar nyokap sampe pagi aku gelisah  gak tidur.

Besok pagi nya aku langsung panggil kawan kawanku yang kala itu kami berempat ngambil itu jangkrik, kemudian aku ceritakan perihal yang aku lihat semalam akhir nya kita semua sepakat untuk segera mengembalikan kembali binatang tangkapan itu ke tempat sebelum nya kita ambil malam itu, pagi pagi mana badan lemes krena gak tidur aku ke lokasi tempat di mana jangkrik itu aku ambil, setelah sampai aku lepas kan semua sob, tanpa berlama lama akupun bergegas pulang.

Semenjak aku kembaliin binatang itu ke asal nya ga ada lagi gangguan atau penampakan dari si pocong bungkuk itu tinggal aku aja shock nya yang sampe dua bulan kemana mana jadi kena paranoid syndrome, di tambah taruhan kalah melulu sampe computer satu abis aku jual apes dah pokonya mah dari situ penulis pensiun main taruhan jangkrik.

Di sini penulis juga sedikit menghimbau nih buat yang hoby taruhan entah apapun bentuk nya jangan dah yaa… apalagi sampe di samperin kerumah ama mahluk begituan mau mau mauuu !!!!

Pengalaman Horror di Dipatiukur II Bandung


Kali ini ceritanya waktu aku jadi mahasisswa baru, bersamaan dengan masa2 orientasi otomatis mahasiswa tingkat atas justru sedang libur semester.
Kalo gak salah waktu itu bulan agustus, kakak ku yang waktu itu lg libur semesteran malah berencana liburan ke yogyakarta selama seminggu. Tinggallah aku seorang diri dalam nestapa soalnya di kasih tugas macem2 dan aneh2 sama kakak senior di kampus (yg namanya per-ploncoan di kampus apa pun namanya, tetap saja ada -____-‘’).
Berhubung aku sendirian di kosan dan belum ada teman akrab di kampus, aku gak bisa ngajak temen untuk nginep atau nebeng nginep di kosan mereka, di tambah lagi anak2 sekosan ku pada pulkam semua, maklum kampung mereka masih di sekitaran Jawa Barat di tambah lagi libur sekitar sebulan, merdekalah mereka dari keusilan makhluk2 Dipatiukur.
Sebenarnya aku bukan orang yg terlalu penakut, Cuma kejadian pas aku baru datang ke kosan ini bikin aku bad imprassion sm kosan ini. Bayangin aja, baru malam kedua jadi penghuni kosan, tengah malam pas aku tidur rambut ku di tarik2 sampe aku kebangun dari tidur, di kamar itu Cuma aku sm kakak ku dan dia udah pules trus aku dengar dari arah luar pintu kamar kos ku ada anak kecil cekikikan, langsung aja aku melipir kedalam selimut samping kakak ku.Gara2 tragedi rambut ditarik itu, aku udah misah misuh bingung ntar seminggu sendirian dikosan bisa gilak karena ketakutan nih. Akhirnya dengan ketabahan (baca: PASRAH) yang tinggi, aku sendirianlah seminggu itu dikosan.
———
Hari pertama: Senin
Sore pas pulang dari kampus di kosan masih ada dua orang yg belum mudik, teh ani dan teh ajeng, aman pikir ku, biarpun ntar mlm dikamar tidur sendiri paling gak kl ada apa2 tinggal kabur kekamar mereka, soalnya kakak ku dari minggu subuh udah berangkat ke jogja.
Ternyata sial bgt, rupanya teh ani dan teh ajeng berangkat malam itu sehabis maghrib naik travel yg jemput langsung ke kosan hiks…hiks… Mati deh gue, pikir ku. Ya sudahlah mending ke kamar nonton tv. Belum juga 15 menit, eh taunya lampu mati, kosan gelap gulita. Masih gpp soalnya baru setengah 8, anak2 kosan tetangga masih pada rame dihalaman kosan masing2. Akhirnya lampu hidup lagi jam 11 mlm, aku udah ngantuk banget and langsung tidur.
Than hari pertama aman karena blm ada kejadian aneh.
———
Hari Kedua: Selasa
Karena gak ada jadwal orientasi, hari itu aku ke Gramedia borong buku dan pulang kekosan hampir maghrib. Begitu nyampe langsung mandi, pas lagi mandi aku dengar lagu Dewa yg judulnya ‘kamulah satu2nya’ ya udah aku ikut nyanyi di kamar mandi. Begitu selesai mandi dan keluar kamar mandi baru nyadar, tadi lagu kenceng banget dari mana asalnya yah? Kamar yg paling dekat dgn kamar mandi itu kamarnya teh ani. Gak mungkin musik dari tetangga, emang ngidupin musiknya segede apa coba ampe kedengeran ke kamar mandi kosan ku. Karena penasaran,aku ngintip ke dalam kamar teh ani lewat lubang kunci, loh lampunya nyala, trus komputernya nyala, apa udah pulang. Aku langsung gedor kamarnya, tapi gak ada jawaban. Ya udah aku langsung masuk kamar, selesai sholat maghrib aku coba gedor lg pintu kamar teh ani, masih blm ada jawaban, pas aku intip di lubang kunci, ternyata gelap lampunya mati.
Aku udah gak enak banget perasaan mlm itu, tapi karena gak tau mau kemana yah udahlah tahanin aja dikamar nonton tv. Akhirnya aku ketiduran, trus aku kebangun tengah karena telp kosan berbunyi, iseng banget pikir ku, pas ngelirik jam udah jam 2 pagi, aku jawab tuh telp
‘halo..’
Lalu di terdengar suara nenek2 di seberang telp.
‘kalo tidur pintu depan di kunci, trus tolong lampu di kamar mandi ujung dimatikan aja, saya gak suka terang.’
Aku: (terdiam, keringat dingin, ngelirik kamar mandi)
Gak pake aba2 langsung lari kedalam kamar kunci pintu and nyetel tv dengan suara kenceng, bodo amat pikir ku. Akhirnya aku tertidur karena lelah ketakutan.
Pas paginya aku buka pintu depan ternyata gak di kunci, jadi inget telp tadi mlm, apa itu penunggu kosan ya yg ngingetin ngunci pintu dulu??
——-
Skip
Hari ke empat: kamis
Well, ntar mlm jumat. Masih syok sm kejadian telp tengah mlm, hari ini aku bertekat harus ngajak temen nginep dikosan.
Pagi itu ada acara pembagian jadwal orientasi lapangan di kampus, aku langsung akrab2in diri sama temen2 baru. Dan akhirnya aku kenal satu orang yg ternyata kosannya dekat dgn ku dan syukurnya kita satu jurusan, namanya Dini. Yah udah setelah cerita ngalur ngidul aku ajak nginep ntar mlm dikosan, dan dia (syukurnya) mau nemenin dikosan.
Malam itu kita berdua nonton tv sambil cerita2, pas jam 10 mlm tiba2 si Dini ngajak denger siaran radio Ardan nama acaranya nightmare side (jaman itu banyak radio swasta di Bandung nyiarin cerita dan kisah mistis pas malam jumat). Awalnya aku gak mau, tapi si Dini maksa, yaudahlah akhirnya kita dengerin pake tape recorder di kamar.
Waktu lagi seru2nya dengerin cerita tentang Wanita penunggu Gedung sate, dari luar kami dengar ada yg memanggil ku trus jendela kamar ku juga di ketok dari luar. Aku udah merinding aja waktu itu, aku beraniin diri buka gorden jendela, dan ternyata teh ani, dia minta di bukain pintu depan. Aku langsung ke depan untuk ngebukain pintu. Aneh, pikir ku, teh ani kan punya kunci depan juga. Pas aku buka pintu aku gak ngeliat ada teh ani di depan. Karena aku pikir dia ke kantin dulu ya udah pintu depan aku buka aja dan balik masuk kekamar lagi, dan tau gak itu temen ku si Dini udah pucet pasi aja kaya mayat sambil nunjuk jendela trus bilang gini;
D: Dini A: Aku
D: ‘masa lo gak nyadar, ini kamar lo kan sampingnya jurang, jendela lo tuh di bawah nya udah jurang langsung, gak ada halaman atau rumah tetangga, lo pikir gmana caranya tuh temen kos lo bisa ngetok jendela ini???’
A: ‘jadi….yg tadi…..???’
D+A:’ Arrrrhhgggg…..setaaaaannnnnnnn’
Langsung kita berdua lari keluar kosan ngabur ke kosan depan, trus kita cerita ke mereka apa yg kita liat tadi. Dan ternyata kata anak2 kosan depan malam kemarin mereka melihat dikosan ku rame banget kaya yg lagi ada acara, Cuma pintu depannya aja ketutup, tp kedengeran suara orang ngobrol dan ketawa2. Padahal kan kemarin malam aku sendirian.
Malam itu akhirnya malah aku yg numpang nginep dikosan dini. Dan sampe kakak ku pulang dari yogya aku gak berani pulang kekosan.
Note: cerita kenangan buat anak2 DU 94Blk, teh tika, teh ani, teh ajeng, Kak gatha, kalo kalian baca, please contact gw, kangen yeuh…:)

Kisah Sopir Angkot dan 3 Hantu Cantik


Percaya tidak percaya, seorang sopir mikrolet jurusan Pedurungan, Semarang Barat-Mangkang, Semarang Timur mengalami kisah mistis. Kala itu Mukharom (41) membawa penumpang, tiga perempuan. Konon kabarnya wanita itu adalah penghuni Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota, Kota Semarang.
Seperti biasanya, Mukharom mencari penumpang dengan membawa mobilnya menyusuri trayek. Namun, ketika menjelang Magrib, Mukharom diberhentikan oleh oleh tiga wanita yang mengenakan payung. Peristiwa itu dialaminya pada Jumat (29/6).
Saat memberhentikan mikrolet, tiga wanita ini tepat berdiri di depan toko penjahit Eka Karya yang berada di Kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota di Jalan Kiai Saleh, Kota Semarang. Dengan melempar senyum, ketiganya yang memakai rok longdress dan berambut panjang melambai tanda menghentikan mikrolet.
“Saat itu saya langsung berhenti. Tiga wanita menggunakan tiga payung berwarna hitam, hijau dan merah, rambutnya ketiganya panjang. Selama perjalanan ketiga wanita itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun, kecuali saat akan naik dan turun,” ungkap Mukharom kepada merdeka.com Sabtu (30/6).
Hal yang aneh yang tidak Mukharom sadari, selama perjalanan selain tidak mendapat penumpang lain, ketiga wanita itu meminta naik dan turun sebanyak tiga kali. Kala itu dia hanya menurut saja saat ketiganya turun dari mikroletnya dan naik kembali sambil menenteng payungnya masing-masing.
Pertama ketiganya turun di Pasar Bulu di Jalan MGR Soegiyopranoto, Semarang. Kemudian turun lagi di depan Kantor Bank Muamalat di Jalan Pusponjolo, lalu naik lagi. Terakhir turun di Pasar Karangayu.
“Saya tidak menaruh curiga sedikit pun apa sih tujuan mereka naik turun selama tiga kali. Seperti terhipnotis oleh kecantikan mereka,” katanya.
Kemudian, saat sampai di Jalan Pusponjolo Semarang Barat itu, salah seorang dari mereka menyuruh Mukharom mengantar sampai ke rumahnya. Mereka juga berjanji akan menambah ongkos sebesar Rp 3.000 sebagai tambahan uang bensin.
“Mereka bilang, mas anter saya sampai rumah yah, nanti saya tambahin tiga ribu. Saya akhirnya menuruti permintaan ketiga wanita itu. Selama perjalanan saya tidak sedikitpun mengajak atau diajak bicara mereka. Setiap kali melihat kaca spion saya untuk melihat mereka. Ketiganya hanya tersenyum tanpa mengeluarkan kata sedikit pun,” tuturnya.
Di tengah jalan salah seorang dari wanita itu minta turun, tepatnya disatu wilayah perkampungan namanya Kampung Rorojonggrang, Semarang Barat. Dirinya merasa sangat kaget karena di depannya tiba-tiba ada sebuah rumah mewah layaknya istana megah.
“Ketiganya turun memberi uang tambahan kepada saya. Wanita pertama dan kedua memberikan uang melalui lubang kaca pintu kiri. Kemudian wanita yang terakhir memberikan uang lewat lubang kaca pintu sebelah kanan dalam posisi dirinya menyetir,” katanya.
Bulu kuduk Mukharom merinding ketika tercium bau menyengat. Saking wanginya, dia sampai menengok ke belakang. Namun, alangkah kagetnya ketika menengok kembali ke depan kompleks rumah megah itu berubah jadi kuburan. “Hanya terlihat batu nisan dan pathok,” ungkapnya.
Posisi mobil Mukharom berada di pinggir jurang, dan kedua ban depan mobilnya terganjal oleh sebuah pondasi talud jurang itu. Menyadari posisi mobilnya akan tercebur ke jurang, Mukharom berupaya untuk menghidupkan mobilnya yang sempat macet usai ketiga wanita itu menghilang.
“Saat saya starter berkali-kali tidak mau hidup. Saya langsung sadar baca bismilah tiga kali akhirnya langsung hidup. Alhamdulillah akhirnya dengan berupaya keras mobil saya hidup dan saya tinggalkan kompleks makam yang dikenal warga sekitar angker dan menyeramkan,” kata Mukharom.
Setelah berjalan sekitar tiga kilometer, Mukharom kemudian istirahat sebentar untuk minum dan makan di warung nasi kucing yang tak jauh dari makam. Mukharom lalu berkeluh kesah dengan penjual tentang kejadian itu.
“Memang di kuburan itu sering mas, tidak sopir mikrolet, tidak tukang ojek sering dijebak dan disesatkan di kompleks kuburan yang dikenal angker dan menyeramkan itu. Untung saja sampeyan bisa selamat. Biasanya orang-orang yang disesatkan menghilang beberapa hari kemudian kembali dalam keadaan gila. Bahkan ada yang hanya tinggal nama. Salah satu dari tiga kuntilanak itu juga sempat membeli nasi kucing juga sebelum kejadian yang sampeyan alami mas,” kata Mukharom menirukan ucapan penjual nasi kucing.
Paska kejadian misterius itu, pendapatan Mukharom meningkat. Pendapatanya tidak seperti hari-hari biasanya yang hanya cukup untuk makan dan minum serta membeli uang belanja ke anak istrinya. Sampai saat ini, Mukharom antara percaya dan tidak percaya dengan kejadian yang dialaminya.
Sekian cerita yang saya temukan,..
dan maaf penutupnya sangat singkat, mohon dimaklumi karena baru pertama kali nulis,. T_T

Pengalaman Berjualan Sate Gagak Demi Meraup Uang Gaib



Abdul Malik (kiri), Samsudin (kanan)
Mendapatkan uang gaib melalui media sate gagak merupakan ciri khas ilmu pesugihan Dewi Lanjar. Dikisahkan, sosok gaib Dewi Lanjar memiliki kekayaan melimpah, berupa harta emas lantakan dan tumpukan uang yang tak terhitung nilainya. Uniknya, mata uang yang dimiliki Dewi Lanjar ini mengikuti mata uang yang berlaku di alam manusia. Konon, mata uang rupiah, dollar Amerika, dollar Singapura, Ringgit Malaysia, dll, terdapat dalam tumpukan uang yang dimiliki Dewi Lanjar.
Itulah sebabnya banyak orang yang berupaya mendapatkan uang gaib tersebut. Mata uang yang diinginkan tergantung peminatnya, asalkan syarat yang diminta Dewi Lanjar dapat dipenuhi, yaitu sate gagak.
Sepintas mudah saja menyediakan sate gagak. Tetapi dalam kenyataannya tidak demikian. Itulah yang dialami Samsudin (48 tahun).
“Pengalaman yang saya alami sangat menakutkan. Bahkan dapat mengancam keselamatan jiwa. Sebaiknya jangan coba-coba mengikutinya,” kenang Samsudin yang menetap di Kampung Pekalipan, Cirebon.
“Bagaimana kisah itu terjadi?” Tanya Misteri.
“Awalnya kami ingin membuktikan uang gaib. Sebenarnya saya tidak terlalu percaya. Tetapi teman saya mengatakan ada seorang kyai di Banyumas, Jawa Tengah, yang memiliki kemampuan mendatangkan uang gaib,” kata Samsudin.
Selanjutnya dikisahkan, Samsudin bersama delapan orang temannya menemui Kyai Dullah di Banyumas. Mereka mengutarakan niatnya mendapatkan uang gaib.
Ketika itu Kyai Dullah hanya tersenyum mendengarnya.
“Apa kalian sudah mantap dengan niat itu? Apa tidak takut dengan resiko yang dihadapi?” Tanya Kyai Dullah.
Tentu saja semuanya menjawab mantap dan siap dengan resikonya.  Niat itu sudah bulat dan tidak mungkin diubah lagi.
“Baiklah. Siapkan seekor burung gagak. Nanti kita lihat apa yang terjadi,” ujar Kyai Dullah.
Beberapa hari kemudian, Kyai Dullah bersama sembilan orang itu berangkat menuju pasar burung di Plered, Cirebon.
Nasib mereka mujur. Burung gagak berwarna hitam kelam berhasil diperoleh dengan harga 250.000 rupiah seekor.
Bahas Rencana
Pada hari yang telah ditentukan, mereka berkumpul di rumah rekan Samsudin membahas rencana semula.
“Berapa uang yang kalian inginkan?” Tanya Kyai Dullah yang memimpin acara itu.
Samsudin dan teman-temannya bingung mendengar pertanyaan yang mengejutkan itu.
“Lho! Kalian bagaimana? Ingin mendapatkan uang gaib tapi tidak tahu jumlahnya,” kata Kyai Dullah kesal.
“Lima belas milyar,” ujar rekan Samsudin memecah keheningan.
“Rupiah, dollar, ringgit…” Kyai Dullah menyambung cepat.
“Rupiah,” serentak jawaban keluar dari sembilan orang yang sedang bermimpi menjadi kaya tanpa susah payah.
“Baiklah. Burung gagak itu kalian potong dan siapkan 15 tusuk sate. Lalu siapa yang akan berjualan sate gagaknya?” Tanya Kyai Dullah.
Samsudin dan temannya hanya terbengong mendengar pertanyaan itu.
“Apa maksud Kyai?”
“Salah seorang diantara kalian bertugas menjual 15 tusuk sate gagak. Apabila ada yang datang membeli, jangan berikan sate itu sebelum sang pembeli membayar 1 milyar untuk satu tusuk sate,” Kyai Dullah menjelaskan.
“Siapapun yang berjualan harus memastikan pembeli menyediakan uang sebanyak yang kalian inginkan. Kalian juga harus membawa selembar uang seratus ribu sebagai contoh. Katakan pada pembeli agar menyediakan uang seperti uang yang kalian bawa itu,” lanjut Kyai Dullah.
Kesembilan orang itu tersenyum mendengar penuturan Kyai Dullah. Tampaknya tidak terlalu sulit mendapatkan uang bermilyar-milyar rupiah. Tetapi mereka serentak diam, ketika Kyai Dullah bertanya siapa yang akan bertugas menjadi penjual sate gagak.
Terjadilah perdebatan. Mereka saling tunjuk siapa yang akan menjadi penjual. Setelah disepakati, Samsudin dipilih mengambil tugas itu.
Kyai Dullah lalu memanggil Samsudin untuk menjelaskan apa yang harus dilakukan saat berjualan.
“Kamu harus berani dan jangan gentar. Ingat, dalam dunia gaib, justru penjual yang menjadi raja dan bukan pembeli,” nasihat Kyai Dullah.
Memang terdengar aneh. Bisnis manusia jelas mengatakan pembeli adalah raja. Sementara di alam gaib sebaliknya, penjual adalah raja.
Jualan Sate Gagak
Pada malam Jumat, sekitar pukul 21.00 malam, menggunakan mobil mereka menuju tempat yang dipilih berjualan sate. Lokasinya di muara sungai Kalijaga, persis di tepi laut.
Seorang diri Samsudin berjalan ke arah lokasi tersebut sambil membawa 15 tusuk sate gagak dan peralatan untuk membakar sate. Lokasi tersebut dipenuhi pepohonan lebat dan alang-alang. Sambil berjalan, Samsudin harus membabat alang-alang dengan sebilah parang. Sekitar 1 meter dari tepi laut, Samsudin membersihkan tempat yang akan digunakan berjualan. Setelah itu dia mulai membakar satu persatu sate yang dipersiapkan.
Sementara itu, posisi Kyai Dullah dan teman-temannya berada  di dekat mobil yang berjarak sekitar 500 meter dari Samsudin. Kyai Dullah melakukan ritual dekat mobil tersebut.
Tepat jam 22.00 malam, 15 tusuk sate yang dibakar sudah matang dan siap dijual. Aroma daging terbakar menyeruak ke segala arah.
Sebagaimana petunjuk Kyai Dullah, Samsudin berteriak-teriak seolah memanggil pembeli.
“Sate gagak….sate gagak. Siapa mau beli,” teriak Samsudin sambil mengacung-acungkan satenya.
Tampaknya belum ada yang datang membeli. Samsudin mulai didera rasa takut. Suasana malam terasa mencekam. Debur ombak dan desiran angin mendirikan bulu roma. Pada saat itu, Samsudin membaca doa-doa dalam hati.
Beberapa saat kemudian, Samsudin tersentak kaget mendengar suara petir yang keras. Kilatan petir bahkan berjarak beberapa meter dari tempatnya duduk.
“Astaghfirullah,” teriak Samsudin dalam batin. Kilatan petir terasa menyambar kepala, hingga secara refleks menunduk menghindarinya.
Belum hilang rasa kaget mendengar petir, tiba-tiba seekor burung hantu terbang berputar-putar. Samsudin yang tangan kanannya masih memegang sate gagak langsung saja mengacung-acungkan tangannya sambil berteriak. Sementara tangan kirinya memegang selembar uang seratus ribu rupiah.
“Sate gagak… sate gagak…siapa mau beli,” teriak Samsudin dengan suara parau.
Burung hantu itu hinggap pada sebatang pohon sekitar 10 meter darinya. Matanya menatap tajam. Samsudin balas menatapnya sambil terus berteriak-teriak menawarkan sate gagak.
Burung hantu itu lalu turun di tanah dan mulai berjalan mendekat. Tetapi tiba-tiba saja burung itu terlempar menjauh sambil mengeluarkan suara keras.
Samsudin terkejut melihat kejadian itu. Tapi dia tidak mengerti apa yang terjadi.
Sambil membakar sate gagak agar aroma daging tetap menyebar, Samsudin terus berteriak-teriak memanggil pembeli.
“Sate gagak….sate gagak…sate gagak. Siapa mau beli,” teriak Samsudin.
Entah darimana datangnya, Samsudin tersentak melihat sosok gaib berujud manusia setengah badan muncul dari semak-semak belukar.
Sosok gaib itu hanya terlihat dari dada ke atas. Bagian perut dan kakinya tidak ada. Sosok gaib itu berambut gondrong, berwajah seram dan mata merah menyala. Seperti melayang, sosok itu mendekati Samsudin.
Anehnya, sosok itu berhenti 10 meter di depan Samsudin. Makhluk dari bangsa jin itu menatap tajam dengan mulut seolah sedang berbicara.
“Sate gagak…sate gagak….sate gagak. Ayo beli sate gagak. Murah…satu milyar untuk satu tusuk sate gagak,” kata Samsudin berteriak sambil mengacungkan sate gagak di tangan kanan dan uang seratus ribu di tangan kiri. Samsudin berharap makhluk gaib itu datang mendekatinya dan membeli sate gagak.
Sebagaimana petunjuk Kyai Dullah, Samsudin harus menunjukkan sate gagak itu kepada pembeli. Apabila sang pembeli berminat, maka Samsudin harus pula menyodorkan uang seratus ribu rupiah untuk pembayarannya.
Tetapi Samsudin heran melihat sosok setengah badan itu tidak juga mendekat. Padahal ekspresi wajah gaib itu terlihat berminat membeli sate.
Samsudin tidak menyerah. Dia terus berteriak-teriak menawarkan dagangannya. Agaknya pancingan ini berhasil, sosok gaib itu bergerak mendekatinya.
Tiba-tiba sosok gaib itu mengeluarkan suara lengkingan keras disertai kobaran api. Sosok gaib itu terbakar dan kemudian lenyap.
“Astaghfirullah,” teriak Samsudin dalam batin.  Dia heran mengapa makhluk itu terbakar.
Buaya Putih
Tetapi Samsudin tetap bertahan. Keinginannya mendapatkan uang gaib sudah bulat. Apapun yang terjadi. Samsudin memang kesal dengan teman-temannya yang memilihnya berjualan sate. Sementara mereka asyik duduk di mobil menunggu perkembangan. Pada saat itu Samsudin tidak menyadari rekan-rekannya di dalam mobil lari kocar-kacir akibat mobil tersebut diguncang-guncang keras sejumlah sosok gaib hingga terperosok ke dalam parit. Bahkan Kyai Dullah pun lari ketakutan.
Sekitar pukul 02.00 pagi, Samsudin melihat pemandangan aneh. Dua buah perahu melaju pelan dari arah muara sungai Kalijaga. Semakin lama perahu itu mendekati posisi duduknya yang hanya berjarak 1 meter dari tepi laut.
Samsudin mengamati kedua perahu itu. Aneh, tidak ada seorang pun di dalam perahu. Tetapi Samsudin dengan sangat jelas melihat beberapa tumpukan karung di dalam perahu.
“Apa isi karung-karung itu? Pikir Samsudin. Setelah Samsudin menghitung, ternyata jumlah karung itu ada 15.
“Apakah karung-karung itu berisi uang 15 milyar? Tetapi mengapa perahu itu terus berjalan dan tidak berhenti?” Tanya Samsudin dalam hati.
Kedua perahu itu berjalan di muara sungai dan menuju laut lepas. Deburan ombak seketika melenyapkan perahu itu.
Samsudin mulai pesimis sate gagak yang dijualnya akan laku. Tetapi dia belum mau beranjak pulang sebelum kedatangan sosok gaib Dewi Lanjar. Dia masih menunggu putri dari bangsa jin yang sangat kaya itu.
Menjelang pukul 03.00 pagi, Samsudin dikejutkan kedatangan seekor buaya putih berukuran raksasa. Lebar badan buaya itu sekitar 2 meter, dengan panjang hampir 15 meter.
Buaya berbadan besar itu muncul dari dalam sungai dan berjalan terseok-seok mendekatinya.
“Sate gagak…sate gagak. Ayo beli sate gagak,” teriak Samsudin sambil menatap ke arah buaya yang berjarak sekitar 10 meter. Kali ini, tubuh Samsudin gemetar. Dia khawatir buaya itu akan memangsa dirinya dan bukan sate gagak yang dipegangnya.
Lagi-lagi kejadian yang sama terulang. Buaya yang mendekatinya itu terlempar jauh ke belakang. Tubuhnya melayang dan terhempas di permukaan sungai. Suaranya keras menggelegar.
“Astaghfirullah,”teriak Samsudin.
Beberapa saat kemudian, muncul lagi buaya besar dan berjalan mendekatinya. Tetapi buaya itu kembali terhempas di permukaan sungai.
Setelah peristiwa itu, tidak ada lagi kejadian aneh yang dialami hingga fajar menyingsing.
Samsudin berkemas meninggalkan lokasi berjualan dan berjalan menuju temannya menunggu di mobil.
Dia heran melihat teman-temannya sibuk mendorong mobil yang terperosok di parit.
“Apa yang terjadi?” Tanya Samsudin.
Seorang temannya mengatakan, mobil itu diguncang-guncang sosok tak kasat mata hingga terperosok di parit. Beruntung tidak terlalu membahayakan. Mobil pun dikeluarkan dari parit hingga mereka dapat pulang.
Dalam perjalanan pulang, Kyai Dullah bertanya kepada Samsudin seputar pengalaman yang dialami.
Setelah mendengar cerita Samsudin, Kyai Dullah tersenyum.
“Tentu saja sate gagak itu tidak laku. Sepanjang berjualan kamu terus melantunkan zikir di dalam hati. Dewi Lanjar takut dan tidak berani mendekat,” kata Kyai Dullah yang mengaku baru pertama kali ini gagal mendatangkan uang gaib.
Menutup kisahnya kepada Misteri, Samsudin berkata,
“Ini pelajaran buat saya bahwa mendatangkan uang gaib itu perbuatan batil. Buktinya makhluk gaib itu takut dengan bacaan zikrullah.”

Ritual Pesugihan Omyang Jimbe


ilustrasi
Namaku Yogi, sebut saja begitu, umurku 52 tahun. Aku tinggal di sebuah perumahan di Jakarta Selatan bersama isteri dan dua orang putraku. Sampai penghujung tahun 2007, rumah tanggaku tak menemui masalah yang berarti. Kami hidup rukun dengan segala kebutuhan rumah tangga yang selalu bisa aku penuhi. Dua orang putraku pun bisa bersekolah dengan layak, salah satunya sudah duduk dibangku perguruan tinggi dan adiknya masih di bangku SLTP.
Tapi suatu ketika musibah datang beruntun dan langsung membuatku ambruk hingga tenggelam ke dasar lumpur kenistaan. Padahal baru saja dua bulan aku mengambil kredit di sebuah bank swasta nasional yang nilainya 700 juta rupiah. Untuk mendapatkan kredit sebesar itu, aku mengagunkan rumah yang aku tempati bersama isteri dan anak-anakku. Uang sejumlah itu aku gunakan untuk modal usaha karena aku sudah lama mendapatkan klien dari Singapura mengirim hiasan rumah tradisional.
Seperti disambar petir di siang bolong, hari itu aku mendapat kabar bahwa barang yang kupesan dari para pengrajin di Tasikmalaya tidak bisa dikirimkan. Alasan mereka belum mendapatkan bayaran sejak 3 bulan lalu. Para pengrajin itu menuntut pembayaran semua barang yang mereka kirim senilai hampir setengah milyar. Padahal aku sudah membayarkan semua hak mereka tanpa ada yang aku tunda-tunda. Pembayaran itu aku lakukan melalui kasir dan orang kepercayaanku.
Tak hanya itu, masalah lain timbul dari klienku yang di Singapura, dia menuntut aku untuk segera mengirimkan barang pesanannya. Panik bukan kepalang, di satu sisi aku harus membayar uang kepada para pengrajin di Tasikmalaya. Di sisi lain aku dituntut untuk mengirim barang ke Singapura atau kontrak yang telah kubangun akan segera diputuskan. Artinya aku akan kehilangan klien sekaligus harus membayar utang yang segunung jumlahnya.
Yah, tentu saja bukan aku tidak berusaha mencari jalan keluar. Aku sudah melaporkan penggelapan uang, penipuan dan korupsi pada Kepolisian. Tapi apa pun itu, tidak membuat usahaku lancar. Aku kehilangan klien karena ulah karyawanku yang membawa kabur uangku. Aku tak tahu ke mana harus mencarinya lagi. Alamat yang ditinggalkannya ketika melamar pekerjaan 4 tahun lalu ternyata palsu. Aku sudah menelusuri semua jejak yang pernah dia tinggalkan, tapi semua nihil.
Singkat cerita, aku benar-benar terpuruk, usahaku hancur dan rumahku disita bank karena aku tak mampu membayar hutang. Aku ngontrak di sebuah rumah petakan di Cinere. Tapi itu belum bisa membuat hidupku tenang. Karena para pengrajin di Tasikmalaya masih terus memburuku karena aku masih mempunyai hutang pada mereka sejumlah hampir 400 juta rupiah. Nyaris setiap hari aku didatangi orang yang menagih hutang ke rumah kontrakanku. Dan hampir setiap jam telepon genggamku berdering oleh orang-orang yang menagih hutang.
Keterpurukanku itu berlangsung hingga tahun 2009. Sepanjang dua tahun, hidupku benar-benar hancur, untuk mencari makan saja aku harus meminta bantuan ke mana-mana. Anak sulungku terpaksa harus berhenti kuliah karena aku tak sanggup lagi membiayainya. Isteriku setiap hari harus ikut mencari nafkah dengan berjualan gorengan dan makanan kecil di depan kontrakan. Sementara hutangku masih menggunung dan aku hanya mampu menjanjikan pada para pengrajin di Tasik, bahwa suatu hari aku pasti akan melunasi semua hutang-hutangku.
Hari itu temanku Haris memperkenalkan aku pada seorang temannya yang bernama Edi. Menurut Haris, temannya yang bernama Edi itu bisa membantu menyelesaikan masalahku dengan kekuatan gaib. Tertarik dengan hal itu, aku mengajak Haris bertemu dengan Edi di suatu tempat di bilangan Bekasi. Dan hari itu pula aku diajak Edi bertemu dengan seorang spiritualis yang bernama Wisnu. Dari mas Wisnu inilah aku diberitahu bahwa aku bisa menggelar sebuah ritual untuk mendapatkan sejumlah uang dari gaib.
Menurut Wisnu, spiritualis yang berusia sekitar 45 tahun itu, ritual menarik uang gaib ini menggunakan kekuatan keris Omyang Jimbe. Sebuah keris keramat yang umurnya sudah ratusan tahun. Di rumah Mas Wisnu, aku diperlihatkan sebuah keris yang di kepalanya berhias dua orang yang nampak sedang semedi. Itulah yang disebut Mpu Omyang Jimbe pembuat keris pusaka yang kekuatan gaibnya bisa digunakan untuk menarik uang dari alam gaib.
Aku semakin antusias karena menurut Mas Wisnu tak perlu tumbal untuk mendapatkan uang dari alam gaib itu. Meski dengan ritual yang teramat sakral tapi gaib penghuni keris itu tidak meminta tumbal pada pelaku ritual. Gaib itu hanya menuntut agar pelaku ritual itu berlaku jujur. Sebab uang yang bisa ditarik dari alam gaib itu hanya boleh dipergunakan untuk membayar hutang atau pelakunya benar-benar dalam keadaan terdesak. Selain itu jumlah uang yang bisa didapatkan pun terbatas sesuai dengan kebutuhan pelaku itu sendiri.
Yah, dengan bermodalkan keyakinan aku menghadap Mas Wisnu untuk mengadakan perjanjian ritual. Aku diminta untuk menyediakan sejumlah sesajian lengkap untuk menggelar ritual itu. Aku harus menyediakan kembang setaman lengkap dengan kemenyan dan uborampe lainnya. Kemudian aku juga diminta untuk menentukan di mana lokasi ritual itu akan digelar. Menurut Mas Wisnu, lokasi ritual itu boleh ditentukan oleh pelaku sendiri. Bisa digelar di tempat keramat atau di mana saja bahkan juga bisa digelar di rumah pelaku sendiri. Tapi karena rumah kontrakkanku terlalu sempit, maka aku memilih menggelar ritual di sebuah tempat keramat di Bogor, Jawa Barat.
Sesuai dengan kesepakatan dan perhitungan primbon Mas Wisnu, siang itu aku berangkat ke rumahnya di Bekasi, Jawa Barat. Hari itu Kamis malam Jumat, berdasarkan perhitungan Mas Wisnu, hari itu adalah hari baik untukku dan keluargaku. Aku berangkat dari rumah Mas Wisnu sekitar pukul 4 sore menuju sebuah tempat keramat di perbatasan antara Jasinga, Bogor dengan Tangerang Banten. Ritual itu sendiri baru akan digelar menjelang tengah malam.
Sesuai perhitungan, kami baru tiba di keramat itu sekitar pukul 8 malam. Setelah meminta ijin pada juru kunci, kami langsung menuju lokasi keramat untuk mengenali situasinya. Ternyata keramat ini memang nampak menyeramkan. Pohon-pohon besar berdiri tegak bagaikan raksasa yang tengah berkacak pinggang. Di bawah pohon-pohon besar itu berdiri sebuah gubuk kecil yang gelap gulita. Hanya ada sebuah lampu minyak yang kadang redup tertiup angin malam.
Beberapa saat aku ngobrol dalam gubuk itu bersama 5 orang yang ikut dalam ritual itu. Aku sendiri ditemani seorang saudaraku yang ingin ikut menyaksikan ritual itu. Selama kami ngobrol, aku merasakan banyak getaran gaib yang menyelimuti tempat keramat itu. Aku yakin tempat itu pasti dihuni oleh banyak makhluk halus yang tak kasat mata. Dan setelah ngalor ngidul kami ngobrol akhirnya waktu yang telah ditentukan untuk menggelar ritual itu pun tiba.
Pukul 11 malam, Mas Wisnu mulai memerintahkan anak buahnya untuk mempersiapkan segala sesajian yang kami bawa. Berbagai uborampe digelar dalam cungkup yang luasnya sekitar 10 meter persegi itu. Kembang setaman digelar di atas sehelai kain putih. Perapian mulai dibakar dan sesaat kemudian api mulai menyala membakar arang dalam bokor tembaga. Beberapa batang hio mulai mengepulkan asap yang baunya khas menusuk hidung. Terakhir Mas Wisnu mencabut sebuah keris yang bernama Omyang Jimbe. Keris itu berdiri tegak di atas sehelai kain putih di depan sesajian.
Ritual itu mulai digelar, aku duduk bersila di belakang Mas Wisnu. Berjejer di samping kiriku adalah saudaraku dan seorang anak buah Mas Wisnu. Lalu di samping kananaku dua orang lain yang diajak Mas Wisnu. Segala syarat perlengkapan untuk memanggil kekuatan gaib keris Omyang Jimbe telah siap digelar. Asap hio dan kemenyan pun telah mengepul sejak beberapa menit lalu. Memanggil segala jenis makhluk halus untuk memberi kekuatan pada ritual itu.
Tepat tengah malam, Mas Wisnu mulai membacakan mantera dan jampi-jampi yang aku tak mengerti. Beberapa bait mantera dan jampe-jampe dari bahasa Jawa kuno meluncur dari mulutnya. Sebelum itu Mas Wisnu juga membacakan beberapa Ayat Suci Al Qur’an, maksudnya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada para peserta ritual. Sebab menurutnya di tempat seperti itu resiko gangguan makhluk halus pasti sangat besar.
Setelah pembacaan mantera itu selesai, lalu Mas Wisnu memerintahkan seorang asistennya yang masih sangat muda untuk duduk di depan sesajian itu. Sesaat kemudian asisstennya yang masih anak muda itu menutupi sebuah kardus dengan kain putih. Kemudian dia pun membacakan beberapa ayat Suci Al Qur’an sambil duduk bersila di depan sesajian dan kardus itu.
Suasana mulai terasa mencekam manakala anak muda itu usai membacakan manteranya. Bulu kuduku terasa lebih merinding dibandingkan beberapa saat lalu. Aku merasa seperti ada makhluk halus yang tengah memperhatikan gerak-gerikku. Mataku mulai melirik ke kiri dan ke kanan memperhatikan seluruh ruangan cungkup itu. Tapi tak ada apapun di sana, hanya kegelapan malam yang kulihat. Sesekali aku mendengar suara burung hantu dan binatang malam yang membuat suasana makin mengerikan. Aku yakin di situ pasti ada makhluk halus yang tengah memperhatikanku. Aku merasakan itu karena hampir seluruh bulu dalam tubuhku berdiri. Dadaku pun berdebar makin keras. Naluriku memastikan ada makhluk lain yang ikut dalam ritual itu.
Sedang diliputi rasa takut itu, tiba-tiba blaaarrrr. Kardus yang ditutup kain putih itu seperti meledak menimbulkan suara gaduh. Jantungku seperti mau copot, aku kaget bukan kepalang hingga posisi duduku berubah sedikit mundur bahkan nyaris lari lantaran kaget dan rasa takut.
“Tenang-tenang. Tidak ada apa-apa. Itu hanya sebuah pertanda bahwa ritual kita direstui gaib dan kita nyaris berhasil,” ujar Mas Wisnu manakala melihat keadaanku yang sangat ketakutan.
“Tetap konsentrasi dan jangan bertindak yang bukan-bukan,” lanjutnya.
Sesaat kemudian Mas Wisnu mengambil alih ritual dari anak muda itu. Kembali Mas Wisnu membacakan beberapa bait mantera sambil menaburkan kemenyan ke atas bokor yang arangnya masih terlihat membara merah. Tak seorang pun yang berani membuka mulut, suasana makin hening mencekam.
“Nah, ritual ini telah selesai. Mari kita lihat apa yang ada dalam kardus itu,” tiba-tiba Mas Wisnu bersuara sambil menunjuk kardus yang tertutup kain putih.
“Silahkan buka kardus itu, Mas Yogi,” tuturnya sambil menatap ke arahku. “Atau kalau sampeyan takut, biar aku saja yang membukanya,” lanjutnya melihat aku yang nampak ragu dan ketakutan.
“Silahkan, mas saja yang membukanya,” jawabku singkat.
Perlahan Mas Wisnu mulai menyingkap kain putih yang menutupi kardus itu. Dadaku masih berdebar, benakku terus bertanya-tanya apa yang ada dalam kardus kosong itu. Sesekali aku bisa melihat raut wajah Mas Wisnu yang nampak was-was. Entah apa yang ada dalam benak lelaki itu. Tapi sedetik kemudian, raut wajah Mas Wisnu nampak berubah. Ada rasa sumringah tatkala dia mulai membuka tutup kardus itu.
“Alhamdulillah, ternyata ritual kita dikabulkan. Silahkan lihat apa isi kardus ini,” tutur Mas Wisnu dengan senyum penuh kebahagiaan.
Dan betapa terkejutnya aku manakala melihat apa yang ada dalam kardus itu. Setumpuk uang pecahan seratus ribuan memenuhi kardus itu. Dengan penuh kebahagiaan dan rasa tak percaya, aku mengambil segepok uang itu. Setelah kuperhatikan, ternyata benar itu adalah uang yang selama ini aku dambakan untuk melunasi hutang-hutangku.
“Ingat Mas Yogi, pertama kali yang sampeyan lakukan dengan uang ini adalah membayar hutang. Jika hutangmu sudah lunas semua, maka sisanya boleh digunakan untuk apapun,” jelas Mas Wisnu mengingatkanku.
Yah, singkat cerita, kami pulang dengan membawa hasil yang kami harapkan. Dengan uang itu aku membayar seluruh hutangku pada para pengrajin di Tasikmalaya. Aku juga melunasi hutang-hutang kecilku pada teman-teman dan tetangga yang telah membantuku. Anehnya uang itu memang hanya cukup untuk membayar hutang. Hanya tersisa tak lebih dari 2 juta saja dari sisa pembayaran hutang-hutangku itu. Tapi syukur, aku bisa melunasi hutang-hutangku meski kini aku harus mulai kembali usahaku dari nol.
 
Support :